Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah dalam transaksi antarbank di Jakarta pada Selasa pagi melemah 17 poin menjadi Rp13.341 per dolar AS.

"Dolar AS terlihat menguat, kombinasi antara penurunan harga minyak mentah dan ekspektasi kenaikan suku bunga di AS menjadi salah satu faktor yang penopangnya," kata Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra.

Harga minyak jenis WTI Crude melemah 0,08 persen menjadi 53,16 dolar AS per barel, dan Brent Crude turun 0,14 persen menjadi 55,93 dolar AS per barel.

Ariston menambahkan pernyataan-pernyataan dari pejabat Bank Sentral Amerika Serikat atau The Federal Reserve mengenai peluang kenaikan suku bunga menjadi salah satu fokus utama bagi pelaku pasar dalam menentukan kebijakan investasinya.

Sementara ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta mengatakan bahwa pergerakan rupiah relatif terjaga menyusul proyeksi cadangan devisa Indonesia periode Februari 2017 yang meningkat.

"Fokus hari ini tertuju pada rilis data cadangan devisa yang diperkirakan naik. Kenaikan cadangan devisa yang dibarengi oleh komitmen Bank Indonesia untuk menjaga kestabilan rupiah di tengah volatilitas tinggi menjelang pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal," katanya.

Ia mengatakan Bank Indonesia berkomitmen menjaga fluktuasi rupiah terhadap dolar AS dan itu akan mengurangi sentimen negatif di pasar keuangan domestik.

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2017