Surabaya (ANTARA News) - Anggota DPR RI Komisi III Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Ahmad Basarah menggagas adanya konsolidasi Perguruan Tinggi Swasta (PTS) berbasis nasionalisme dalam ajang besar.

"Konsolidasi itu untuk mensejajarkan dengan perguruan tinggi besar lainnya yang berbasis agama serta dikelola organisasi kemasyarakatan (Ormas) seperti Nahdlatul Ulama (NU) maupun Muhammadiyah," katanya di sela rapat senat terbuka puncak Dies Natalis ke 36 Universitas Narotama (Unnar) Surabaya, Kamis.

Selain itu target lain dari konsolidasi yang dirancang adalah terbentuknya asosiasi perguruan tinggi nasionalis. "Bagaimana konsolidasi perguruan tinggi berbasis nasionalis? Kalau di politik yang berbasis nasionalis sudah ada," kata Ahmad Basarah yang juga ketua Badan Sosialisasi MPR RI.

Di Indonesia, kata Ahmad Basarah, ada 55 perguruan tinggi yang didirikan dan dikelola tokoh-tokoh nasionalis. Salah satunya, Unnar Surabaya. Unnar didirikan oleh Djoko Sumadijo yang kini menjabat ketua Yayasan Gita Patria, pengelola Unnar. Djoko yang mantan Dekan Fakultas Hukum Universitas Airlangga (Unair) mendirikan Unnar, 36 tahun lalu.

Dia mengatakan, bidang pendidikan nantinya harus benar-benar menjadi fokus tokoh-tokoh nasionalis. Bahkan, dirinya berharap Kemendikbud nantinya tak hanya dipegang oleh tokoh-tokoh Nahdlatul Ulama atau Muhammadiyah tapi juga bisa dijabat tokoh nasionalis.

"Konsolidasi ini untuk merawat kelestarian bangsa. Politik kita mulai menjauh dari Pancasila," katanya.

Rektor Universitas Narotama Surabaya RR Iswachju Dhaniarti menyambut baik semangat mengembalikan ruh nasionalisme dan patriotisme melalui rencana konsolidasi PTS yang didirikan tokoh nasionalis.

Menurutnya, terkait rencana itu yang dipadu puncak Dies Natalis Unnar ke 36, Iswachju menegaskan inovasi sebuah bangsa memerlukan komitmen berkelanjutan dari semua pihak, khususnya institusi pendidikan.

"Hubungan antara kesempatan pendidikan dan inovasi negara sangat signifikan. Secara umum, semakin tinggi persentase lulusan perguruan tinggi, mahasiswa, dan peneliti maka semakin maju pulalah sebuah negara. Dengan kata lain, semakin tinggi persentase orang berpendidikan, semakin besar pula potensi inovasi negara," kata Iswachju.

(KR-IDS/T007)

Pewarta: Indra Setiawan/Willy Irawan
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017