Cibinong, Bogor (ANTARA News) - Pelatih Pusamania Borneo FC (PBFC) Ricky Nelson mengakui cederanya pemain belakang andalan mereka, Yamashita Kunihiro, berpengaruh besar pada kekalahan telak timnya dari Arema FC dalam final Piala Presiden 2017.

Pada laga yang digelar di Stadion Pakansari, Cibinong, Kabupaten Bogor, Jabar, Minggu malam, PBFC harus mengakui keunggulan Arema yang menundukkan mereka dengan skor 5-1.

"Cederanya Yamashita itu bencana buat kami. Para pemain sedikit terkejut karena sebelumnya dia adalah sosok yang selalu bermain dan tidak pernah cedera," ujar Ricky setelah pertandingan usai.

Yamashita Kunihiro sendiri terpaksa keluar pada menit ke-25 karena cedera setelah bertabrakan dengan gelandang Arema FC Nasir.

Pemain asal Jepang itu digantikan oleh Firly Apriansyah. Namun, Firly dianggap tidak bisa menjalin komunikasi yang baik dengan pemain belakang lainnya seperti Dirkir Kohn Glay dan Michael Orah.

"Koordinasi di belakang runtuh. Akibatnya, terjadi beberapa kali kesalahan yang bisa dimanfaatkan dengan baik oleh Cristian Gonzales," tutur Ricky.

Dua dari gol Arema FC memang merupakan hasil dari kesalahan lini belakang PBFC. Pada menit ke-37, Michael Orah melesakkan gol bunuh diri, sementara pada menit ke-42, Dirkir Glay melakukan "blunder" yang memudahkan Gonzales menjebol gawang Wawan Hendrawan.

Gonzales sendiri pada akhirnya membuat dua gol tambahan lain bagi Singo Edan, masing-masing di menit ke-53 dan 63. Satu gol Arema lainnya dibuat oleh Hanif Sjahbandi di menit ke-30. PBFC baru bisa membalas pada menit ke-68 melalui sundulan Firly.

Sebelum laga final, PBFC merupakan salah satu tim dengan pertahanan terbaik di Piala Presiden 2017. Mereka hanya kebobolan tiga gol sepanjang turnamen, yang semuanya terjadi pada laga semifinal melawan Persib Bandung.

Sebagai "runner up", PBFC mendapatkan penghargaan sebesar Rp2 miliar. Sang juara, Arema FC berhak atas trofi bergilir Piala Presiden dan hadiah uang sebesar Rp3 miliar.


(M054/I015)

Pewarta: Michael Siahaan
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017