Jakarta (ANTARA News) - Arsip Gerakan Non Blok diharapkan segera menjadi warisan dunia atau "Memory of The World" untuk meningkatkan kesadaran masyarakat di seluruh dunia tentang keberadaan dan makna Gerakan Non Blok.

Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) Mustari Irawan usai pembukaan pameran arsip Konferensi Asia Afrika (KAA) di Jakarta, Selasa, mengatakan ANRI sedang mengusulkan arsip-arsip Gerakan Non Blok untuk bisa menjadi "Memory of The World" (MoW) disamping arsip tsunami.

"Kalau arsip KAA sudah diakui pada 2015, kalau tsunami sudah diterima dan nanti pada September 2017 dibahas komite, saya yakin tsunami pasti diterima, tinggal yang Gerakan Non Blok," ujar dia.

ANRI bersama Serbia, Aljazair, Sri Lanka dan India sebagai nominator bersama mengajukan arsip GNB sebagai MoW UNESCO.

Seperti arsip KAA, menurut dia arsip Gerakan Non-Blok memiliki signifikasi dan nilai yang sangat tinggi sehingga menjadi warisan sejarah yang tidak ternilai harganya.

Semangat Gerakan Non Blok merupakan salah satu usaha untuk mewujudkan perdamaian dunia berdasarkan prinsip-prinsip universal tentang kesamaan kedaulatan, hak dan martabat antara negara-negara di dunia.

Ada pun saat ini selain arsip KAA, terdapat empat warisan dokumenter lainnya yang juga telah diakui UNESCO sebagai MoW.

Arsip tersebut adalah arsip VOC yang diakui pada 2003, arsip La Galigo yang diakui pada 2001, arsip Babad Diponegoro atau otobiografi Pangeran Diponegoro yang merupakan bangsawan jawa sekaligus pahlawan nasional Indonesia yang disetujui jadi MoW pada 2014 serta arsip tata pemerintahan negara atau Nagarakretagama yang diakui pada 2013.

ANRI menyimpan arsip dalam berbagai bentuk dan media, yakni arsip foto sebanyak 565 lembar, arsip film sebanyak tujuh reel dan arsip tekstual sekitar 37 berkas atau 1.778 lembar.

(T.D020/H007)

Pewarta: Dyah Dwi A
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017