Jakarta (ANTARA News) - Pengurus Besar Persatuan Tenis Meja Seluruh Indonesia (PB PTMSI) dalam rakernas di Tangerang, Banten memutuskan pembentukan Badan Kompetisi Nasional (BKN) dengan tujuan untuk mempercepat regenerasi atlet nasional.

"Selain pembentukan BKN, dalam rakernas juga dibentuk Badan Kepelatihan Nasional. Dua hal ini nantinya akan menjadi ujung tombak pembinaan terutama di daerah agar bisa dilakukan berjenjang dan terarah," kata ketua Harian PB PTMSI Anton Suseso dalam keterangan tertulis yang diterima media di Jakarta, Minggu.

Posisi Anton Suseno pada rakernas yang dihadiri oleh perwakilan dari 27 pengurus provinsi (pengprov) PTMSI ini mengalami perubahan. Sebelumnya mantan atlet tenis meja nasional itu adalah wakil ketua umum, namun diubah menjadi ketua harian.

Selain Anton Suseno, PB PTMSI di bawah pimpinan Lukman Edi ini juga merombak posisi lain. Wakil ketua umum saat ini diisi oleh Robert Hermawan yang sebelumnya memegang posisi sekjen dan posisi yang ditinggalkan diisi oleh wajah baru yaitu Lukman Jambi, sedangkan bendahara diisi Hans Siregar.

Pembentukan BKN dan perombakan kepengurusan ini tidak lepas dari upaya untuk mensukseskan beberapa kegiatan internasional. Terutama Indonesia sebentar lagi menjadi tuan rumah Asian Games 2018 Jakarta-Palembang, yang tantangannya bakal lebih berat jika tidak dipersiapkan lebih awal.

"Asian Games 2018 akan menjadi puncak kejuaraan penting yang akan dihadapi PTMSI. Makanya, untuk menggerakkan organisasi dan pembinaan harus dinamis," kata mantan atlet tenis meja nasional itu.

Terkait dengan anggaran, Hans Siregar mengatakan pihaknya akan bekerja keras untuk memenuhinya. Salah satu upaya yang dilakukan adalah menggandeng BUMN dan BUMD berikut dengan harapan dukungan dari pihak swasta.

"Kami sedang menyusun program dan akan segera ditawarkan ke pihak sponsor. Tentunya kami akan aktif jemput bola dengan melakukan pendekatan kepada pihak calon sponsor," katanya.

Meski persiapan matang telah dilakukan, PB PTMSI pimpinan Lukman Edi masih terkendala pengakuan dari Komite Olimpiade Indonesia (KOI) meskipun organisasi ini adalah yang diakui oleh Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI). KOI hingga saat ini masih mengakui PB PTMSI yang dipimpin Oegroseno.

Sesuai dengan rencana, PB PTMSI pimpinan Lukman Edi akan membawa permasalahannya ke Badan Arbitrase Olahraga Indonesia (BAORI). Hal ini dilakukan agar mendapatkan pengakuan termasuk dari badan tenis meja dunia seperti ITTF, ATTU maupun SEATA. 

Pewarta: Bayu Kuncahyo
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2017