Jakarta (ANTARA News) - Wakil Ketua MPR RI Oesman Sapta mengatakan bahwa Empat Pilar yang terdiri dari Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika, sudah final.

"Tidak boleh diotak-atik, apalagi mau diganti. Karena itu, tidak boleh lagi ada anak bangsa Indonesia yang mempersoalkan tentang asal usul, warna kulit, maupun agama," katanya dalam sosialisasi Empat Pilar di UKSW Salatiga, Jawa Tengah, Senin.

Oesman, melalui rilis pers MPR, mengatakan bahwa asal usul tidak boleh menjadi penghalang bagi seseorang untuk mendapatkan haknya sebagai warga negara seperti warga negara lainnya.

"Demikian pula warna kulit dan agama,  semua sama di depan hukum dan pemerintahan. Tidak dibeda-bedakan apa warna kulit ataupun agamanya," kata pria yang karib disapa Oso itu.

Lebih lanjut dia mengatakan, menjadikan kekuatan pluralisme sebagai modal untuk membangun negara pernah dicontohkan Nabi Muhammad SAW.

Saat membangun Madinah, kata Oso, Nabi Muhammad menyertakan semua potensi yang ada di Madinah. Tidak hanya potensi yang dipunyai umat Islam, tetapi juga umat-umat agama lain.

"Tidak boleh lagi ada menang-menangan soal mayoritas dan minoritas, ayo kita bangun bangsa ini dengan potensi yang kita miliki," ucapnya.

Selain itu, Oesman juga mengingatkan bahwa generasi muda akan menghadapi tantangan yang sangat besar di masa depan, mengingat banyaknya negara asing yang ingin menguasai kekayaan alam Indonesia.

"Salah satu yang dilakukan adalah merusak pemudanya, menggunakan narkoba. Maling dan merampok bisa dilakukan tanpa rasa takut, jika mereka sudah mengalami ketergantungan narkoba. Dan kalau sudah begitu, mereka tidak bisa berfikir apa pun, kecuali hanya untuk narkoba," ujarnya.

Pewarta: Try Reza Essra
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2017