Dubai (ANTARA News) - Arab Saudi, Bahrain dan Uni Emirat Arab mengumumkan "hotline" untuk membantu keluarga dengan anggota keluarga berwarga negara Qatar, kata kantor berita resmi mereka, setelah pemutusan hubungan diplomatik dan angkutan mereka dengan Qatar menyebabkan gangguan perjalanan

Langkah tergalang tersebut menunjukkan bahwa negara Teluk berusaha mengurangi dampak kemanusiaan dari keputusan 5 Juni mereka untuk memutuskan hubungan dengan Qatar, sebagai pembalasan atas yang mereka sebut dukungan negara itu pada terorisme dan musuh kawasan mereka, Iran.

Qatar menyebut tuduhan tersebut tanpa dasar dan menjelaskan bahwa langkah dinilai sebagai "pengepungan" itu berbahaya bagi orang biasa di sana.

Kantor berita tiga negara itu tidak menjelaskan layanan "hubungan langsung" itu.

Amnesty International pada 9 Juni mengkritik tindakan terhadap Qatar itu sebagai sewenang-wenang dan mengatakan mereka telah memisahkan keluarga dan menghancurkan mata pencaharian masyarakat dan pendidikan.

Sebelum sengketa politik itu, yang memutuskan hubungan udara dan melarang warga Qatar mengunjungi tiga negara tersebut, masyarakat Teluk menikmati hubungan perjalanan dekat dan banyak keluarga saling menikah.

Tapi, pihak berwenang di Uni Emirat Arab dan Bahrain telah menyebut pemerintah Qatar melakukan tindak pidana yang berpotensi hukuman penjara, dan beberapa warga Teluk khawatir pada retorika kuat tentang kebijakan luar negeri Qatar akan membagi masyarakat mereka.

Tapi, dalam bahasa sama dengan pengumuman ketiga negara itu, Uni Emirat Arab mengatakan bahwa hal itu menunjukkan perbedaan antara pemerintah Qatar dan rakyatnya.

Hubungan langsung tersebut menunjukkan "perhatian Uni Emirat Arab terhadap kesejahteraan warga Qatar sebagai perpanjangan otentik dan alami saudara mereka di Uni Emirat Arab," katanya.

Sementara itu, diplomat utama Uni Emirat Arab (UAE) pada Jumat mengatakan daftar, yang dikeluarkan pada Kamis, mengenai 59 orang dan 12 lembaga berkaitan dengan terorisme memberi Qatar kesempatan mengubah kebijakannya.

Daftar itu adalah kesempatan buat Qatar "untuk mengubah arah dari sifat cepat marah dan peningkatan", setelah daftar "kelompok teror dan pelaku teror", yang memiliki hubungan dengan Qatar dikeluarkan oleh Arab Saudi, UAE, Bahrain dan Mesir, kata Anwar Gargash, Menteri Negara UAE Urusan Luar Negeri, di Twitter-nya.

Penyelesaian hanya dapat dicapai "melalui diplomasi, bukan memiliki bersekutu dengan Turki dan Iran, dan titik awal dalam menangani keprihatinan saudara mereka mengenai kestabilan dan keamanan mereka", ia menambahkan, sebagaimana diberitakan Xinhua.

Iran telah menawarkan untuk menyediakan makanan buat Qatar setelah Arab Saudi menutup satu-satunya perbaasan darat negeri tersebut dan wilayah udaranya buat pesawat Qatar.

Pada Jumat, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mensahkan keputusan parlemen Turki untuk mengirim 5.000 prajurit ke Qatar, demikian Reuters.

(G003/B002) 

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017