Jakarta (ANTARA News) - Bursa Efek Indonesia (BEI) mengusulkan kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) agar perusahaan dengan utang perbankan di atas Rp1 triliun didorong untuk mencatatkan sahamnya melalui penawaran umum perdana saham (IPO).

"Kita usulkan ke OJK dan disetujui, Pak Muliaman D Hadad (Ketua Dewan Komisioner OJK) dan Bu Nurhaida (Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK) setuju kalau perusahaan utang di bank lebih dari Rp1 triliun untuk IPO," ujar Direktur Utama BEI Tito Sulistio di Jakarta, Rabu.

Ia mengemukakan bahwa terdapat sekitar 120 perusahaan yang memiliki utang bank di atas Rp1 triliun. Sementara dana yang dipinjamkan dari bank itu salah satunya bersumber dari masyarakat.

"Pada prinsipnya, perusahaan meminjam uang dari masyarakat, tolong dong masyarakat diberi kesempatan memiliki sahamnya lewat IPO," katanya.

Menurut Tito Sulistio, perusahaan dengan utang bank lebih dari Rp1 triliun itu merupakan perusahaan besar dan memiliki kinerja yang bagus, sehingga potensi minat masyarakat untuk memiliki saham perusahaan-perusahaan itu akan besar.

"Kalau utang perusahaan di bank Rp1 triliun artinya perusahaan sudah bagus, kalau tidak bagus bank tidak akan pinjamkan dananya. Hanya perusahaan yang baik yang mendapatkan pinjaman bank sebesar itu," katanya.

Tito Sulistio mengaku juga telah menyampaikan hal tersebut kepada Presiden RI Joko Widodo dalam kesempatan kunjungannya ke BEI (Selasa, 4/7) kemarin.

Tito Sulistio juga mengatakan bahwa pihaknya akan menjalin kerja sama dengan Kementerian Keuangan dan Bank Indonesia terkait data, informasi, dan produk dalam rangka mendorong industri pasar modal lebih baik.

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2017