Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Kamis sore, pada posisi Rp13.336 per dolar Amerika Serikat (AS).

Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, mengatakan bahwa dolar AS melanjutkan pelemahannya setelah Ketua Federal Reserve Janet Yellen menyatakan kenaikan suku bunga tetap akan dilakukan namun tidak secepat yang diinginkan pasar, serta kemungkinan kecil untuk melakukan pengetatan moneter.

"Pergerakan dolar AS usai testimoni Yellen yang dovish itu cenderung mengalami tekanan terhadap mayoritas mata uang dunia, termask rupiah," katanya.

Ia menambahkan bahwa melemahnya dolar AS itu JUGA membuat harga minyak mentah dunia tetap stabil di level 45 dolar AS per barel, situasi itu menjaga fluktuasi mata uang berbasis komoditas seperti rupiah.

"Pelemahan dolar AS membuat minyak mentah yang dihargakan dalam dolar itu menjadi lebih murah bagi pembeli yang menggunakan mata uang kuat, sehingga cenderung mendukung permintaan dan pada gilirannya mendorong harga naik," katanya.

Terpantau, harga minyak mentah dunia jenis WTI sore ini berada di level 45,17 dolar AS per barel sementara Brent crude berada di level 47,37 dolar AS per barel.

Analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada mengatakan, investor yang kembali masuk ke aset berdominasi rupiah, salah satunya melalui surat utang negara (SUN) membuat mata uang rupiah melanjutkan apresiasi.

"Mulai adanya aksi beli membuat sejumlah seri obligasi mampu mengalami kenaikan. Diharapkan aksi beli itu tetap terjaga sehingga mempertahankan penguatan rupiah," katanya.

Sementara itu, dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Kamis ini (13/7) mencatat nilai tukar rupiah bergerak menguat ke posisi Rp13.342 dibandingkan Rabu (12/7) Rp13.368 per dolar AS. 

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2017