Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) optimistis pembangunan rumah susun (Rusun) Wisma Atlet Kemayoran senilai Rp3,5 triliun dapat diselesaikan tahun ini sehingga dipastikan bisa mendukung penuh pelaksanaan Asian Games XVIII pada 2018.

"Kami optimis selesai sesuai kontrak. Progres sampai hari ini sudah 95,67 persen," kata Direktur Jenderal Penyediaan Perumahan, Kementerian PUPR Syarif Burhanuddin kepada pers di sela Kunjungan Kerja ke Rusun Wisma Atlet di Jakarta, Rabu.

Menurut Syarif, sesuai kontrak, pekerjaan harus diselesaikan pada tanggal 8 Agustus 2017 secara fisik dan dikarenakan ada tambahan perlengkapan fasilitas seperti pemanas air dan pendingin ruang di setiap unitnya maka diperkirakan pekerjaan benar-benar tuntas pada Oktober 2017.

"Hingga tahun depan, pemeliharaan masih menjadi tanggung jawab kontraktor dan sebelum akhir tahun ini, sertifikasi kelaikan dari Provinsi DKI Jakarta, terkait SLF, IMB dan sebagainya diharapkan juga tuntas sebelum akhir tahun," katanya.

Namun, Syarif belum memberikan kepastian lembaga atau badan apa yang akan melakukan sertifikasi kalaikan huni Rusun Wisma Atlet tersebut sudah sesuai dengan standar internasional.

"Ya sebaiknya percayakan sama dalam negeri kalau soal itu," katanya.

Yang jelas kata dia, dari 10 tower yang dibangun per unitnya sesuai regulasi sudah sesuai standar minimal yakni tipe 36 dengan dua kamar dilengkapi dengan aneka fasilitas, perabot dan lainnya.

"Istilah kami sudah standar dengan bintang tiga hotel," katanya.

Syarif juga memastikan, setelah Rusun Wisma Atlet dipakai untuk Asian Games XVIII, untuk sementara peruntukannya adalah untuk rumah susun sewa atau rusunawa bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).

"Jika ternyata nanti ada keputusan lain seperti untuk rusunami atau rumah susun sederhana milik, itu bisa saja. Itu sepenuhnya ada di level menteri dan seterusnya," katanya.

Rusun Wisma Atlet Kemayoran yang kontraknya ditandatangani pada 10 Maret 2016 ini terdiri dari 10 tower. Tiga tower rusun dibangun di Blok C2 dengan 1.930 unit hunian di atas lahan 2,7 ha dan tujuh tower di Blok D10 dengan 5.494 unit hunian di atas lahan 7,9 ha.

Tiap tower yang dibangun memiliki jumlah lantai yang berbeda, seperti di Blok C2-1 akan dibangun 18 lantai, C2-2 24 lantai dan C2-3 18 lantai. Kemudian untuk tower D10-1 terdiri dari 24 lantai, D10-2 32 lantai, D10-3 24 lantai, D10-4 32 lantai, D10-5 32 lantai, D10-6 24 lantai dan D10-7 32 lantai.

Kontraktor Pelaksana adalah Wika-Cakra KSO dan Abipraya-Indulexco KSO untuk Blok C2. Kemudian untuk D10 adalah Adhi-Jaya Konstruksi-Penta dan PT Waskita Karya (Persero).

Lalu Konsultan Manajemen Konstruksi untuk C2 adalah PT Yodya Karya dan untuk D10 adalah PT Bina Karya, PT Deta Decon dan PT Ciriajasa Cipta Mandiri.

Lahan Blok C-2 dan Blok D-10 di kawasan Kemayoran ini merupakan aset milik negara atas nama Menteri Sekretaris Negara.

Pewarta: Edy Sujatmiko
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2017