Kudus (ANTARA News) - Puluhan warga Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, Jumat, melakukan penelusuran lokasi di kompleks Stasiun Wergu Kudus yang sebelumnya menjadi tempat agresi militer pertama penjajah Belanda pada 21 Juli 1947.

Kegiatan penelusuran yang diprakarsai Komunitas Omah Dongeng Marwah Kudus untuk mengenang sejarah terjadinya agresi militer Belanda melalui pesawat tempur yang menggempur kawasan Stasiun Wergu Kudus yang saat ini hanya berupa bangunan bekas stasiun kereta itu, tidak hanya diikuti orang dewasa, melainkan ada sejumlah anak-anak yang masih duduk di bangku sekolah dasar (SD).

Sejumlah pelajar yang ikut kegiatan penelusuran bersama orang dewasa yang juga pemerhati sejarah perjuangan pada masa penjajahan tersebut, tidak hanya sekadar menelusuri, melainkan mereka juga mencatat hal-hal penting kemudian dijadikan bahan untuk membuat lagu, puisi serta lukisan.

Menurut Pengelola Komunitas Omah Dongeng Marwah Edy Supratno di Kudus, Jumat, kegiatan penelusuran lokasi agresi militer Belanda ini dalam rangka mengenang 70 tahun agresi militer penjajah Belanda pada tanggal 21 Juli 1947.

Untuk mengenang sejarah perjuangan para pejuang untuk melawan Belanda, kata dia, para pelajar yang kebetulan bergabung dalam komunitas Omah Dongeng Marwah Kudus diajak menelusuri sejumlah tempat yang menjadi agresi penjajah tersebut.

Salah satunya, lanjut dia, di lokasi yang sebelumnya merupakan stasiun kereta api yang ada di Desa Wergu, Kecamatan Kota, Kudus.

Di lokasi tersebut, kata Edy yang juga sejarawan, terdapat lubang bekas tembakan peluru yang mengenai kaca pada bagian atap bangunan bekas stasiun kereta api.

Ia berharap, generasi muda di Kudus memiliki wawasan masa lalu, sehingga mereka memaknai perlawanan para pejuang dalam mempertahankan Tanah Air dari penjajah.

Berdasarkan catatan sejarah, kata dia, Stasiun Wergu termasuk salah satu sasaran agresi militer Belanda.

"Para pelajar yang diajak menelusuri lokasi agresi Belanda, diminta membuat puisi, lagu atau lukisan," ujarnya.

Nantinya, kata dia, hasil karya para pelajar tersebut akan diperkenalkan pada peringatan Hari Kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 2017.

Ervina Dwi, salah satu peserta penelusuran agresi militer Belanda mengaku, senang bisa ikut serta dalam kegiatan menelusuri lokasi bersejarah, karena menambah wawasan dan pengetahuan.

"Jika tidak ikut dalam kegiatan ini, tentunya saya tidak akan mengetahui sejarah stasiun kereta api di Wergu ini," ujarnya.

Termasuk, kata Ervina, sejumlah lubang pada kaca yang berada pada bagian atap stasiun yang ternyata merupakan bekas serangan militer Belanda dari pesawat udara.

Dari hasil kunjungannya itu, dia mendapatkan tugas untuk membuat puisi.

Berdasarkan catatan sejarah, pesawat tempur milik Belanda yang menyerang stasiun kereta api Wergu Kudus merupakan pesawat tempur P-15 Mustang.

Selain stasiun kereta api Wergu, serangan udara juga menyasar pabrik Muriatex dan Paseban kabupaten.

(U.KR-AN/I007)

Pewarta: Akhmad Nazaruddin Lathif
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017