Jakarta (ANTARA News) - Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) mengundang "penggila" wayang kulit dengan dalang Ki Enthus Susmono untuk menghadiri Tasyakuran Harlah ke-19 PKB yang akan digelar di Lapangan MPR/DPR Senayan, Jakarta, Sabtu pukul 19.00 WIB.

"Kami persilakan masyarakat untuk menghadiri Tasyakuran Harlah Ke-19 PKB, terutama bagi mereka pencinta PKB, penggila wayang kulit dan pengaggum Ki Enthus, gratis. Jangan lupa mendokan PKB menjadi partai pemenang Pemilu 2019, paling tidak berada di urutan kedua," ujar Wakil Bendahara Umum (Wabendum) DPP PKB Bambang Susanto di Jakarta, Sabtu.

Acara akan dibuka dengan pidato politik Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat (DPP) PKB Abdul Muhaimin Iskandar, yang dilanjutkan pemotongan tumpeng dan pergelaran wayang kulit dengan lakon Gatot Koco Bangkit.

Menurut Bambang, pidato politik Ketum PKB menjadi bagian yang sangat dinanti para kader dan simpatisan PKB untuk menambah spirit perjuangan dalam melakukan kerja-kerja membela rakyat.

"Ketum PKB selalu memiliki cara sendiri untuk memotivasi kader dan simpatisan PKB. Beliau tidak pernah alpa dalam memberikan pengarahan maupun terobosan-terobosan untuk membantu kader bergerak," katanya.

Menurut Bambang, rangkaian Tasyakuran Harlah 19 PKB telah dimulai sejak enam bulan lalu, dimulai dari Musabaqoh Kitab Kuning (MKK) yang dinakhodai Dewan Koordinasi Nasional (DKN) Garda Bangsa, Pertandingan Futsal Wartawan, perlombaan Ngevlog dan lain sebagainya.

"Pada malam Tasyakuran Harlah 19 PKB akan diawali dengan pengumuman hadiah lomba, laporan panitia, penghargaan Cak Imin Award 2017 dan pemotongan tumpeng," tuturnya.

Khusus untuk Cak Imin Award 2017, kata Bambang, akan diserahkan kepada petani pahlawan pangan, nelayan pahlawan gizi, pejuang pasar tradisional dan aktivis pembela petani.

"Untuk semua kategori tesebut sudah ada dewan juri tersediri yang melakukan penilaian. Dan, penilaian yang dilakukan dewan juri objektif dan tidak bisa diganggu gugat," tuturnya.

(T.S037/M026)

(Baca: PKB menyebut keragaman memperkaya Indonesia)

Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017