Palembang (ANTARA News) - Ekosistem ekonomi kreatif harus ditumbuhkan di daerah untuk mempercepat pertumbuhan sektor ini mengingat sejauh ini masih terkonsentrasi di Jakarta dan kota-kota besar lainnya.

Deputi Akses Permodalan Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Fadjar Hutomo di Palembang, Selasa, mengatakan, kelompok anak muda beride kreatif sebenarnya dapat tercipta di daerah asalkan eksosistemnya dibangun oleh pemerintah berserta masyarakat.

"Seperti Kota Malang, saat ini games aplikasi dan kuliner telah menjadi andalan karena pemerintah dan masyarakat setempat bekerja sama untuk membuat lingkungan mereka layak untuk munculnya ide-ide kreatif. Setiap tahun selalu ada festival dan lainnya untuk dua hal ini," kata dia.

Pertumbuhan industri ekonomi kreatif di Kota Malang menunjukkan grafik positif karena setiap bulan muncul bisnis rintisan (startup) baru.

Hal ini terjadi karena komitmen yang jelas dari pemerintah setempat untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi di sektor ekonomi kreatif yang sejauh ini didominasi tiga sektor yakni craft, fashion, dan kuliner.

Menurut Fajar, apa yang dilakukan Pemkot Malang ini dapat saja diadopsi Kota Palembang mengingat kota ini akan menjadi tuan rumah Asian Games XVIII tahu 2018.

Kalangan muda di kota ini seharusnya bergerak aktif untuk memunculkan suatu produk yang nantinya dapat dipasarkan saat Asian Games.

"Bisa souvenir atau cenderamata, fashion, kuliner, dan lainnya. Sejauh ini saya melihat sudah ada tapi belum banyak," kata dia.

Pemerintah setempat dapat menstimulusnya dengan menggelar kompetisi bisnis rintisan dan menjanjikan bantuan alat kerja bagi pemenang.

Indonesia dalam tahun-tahun ke depan akan mengembangkan sektor industri kreatif di bidang aplikasi dan games baru 1,7 persen sumbangsihnya pada PDB.

Sektor ekonomi kreatif ini diperkirakan akan terus bertumbuh seiring dengan kebutuhan dunia akan inovasi dalam konteks pemenuhan kebutuhan konsumen. Pada tahun ini, Bekraf menargetkan terciptanya 2.000 usaha rintisan kreatif.

Pewarta: Dolly Rosana
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2017