Surabaya (ANTARA News) - Pemerintah Kota Surabaya akan mengevaluasi data peserta Kartu Indonesia Sehat (KIS) guna menindaklanjuti temuan 144 kartu KIS milik warga ibu koya Provinsi Jawa Timur itu di Sungai Gandusari, Kabupaten Blitar, beberapa hari lalu.

"Kami akan memastikan apakah kartu tersebut memang milik warga kita yang selama ini sudah terdaftar atau belum," kata Wakil Wali Kota Surabaya Whisnu Sakti Buana usai mengikuti rapat paripurna di DPRD Surabaya, Selasa.

Salah seorang warga Blitar, Kasih Indrawati menemukan ratusan kartu KIS di tepi sungai di Dusun Rejosari, Kecamatan Gandusari. Laporan awal, identitas di kartu KIS itu, mayoritas milik warga Surabaya.

Ada sekitar 110 kartu di dalam kantong plastik. Setelah pihak kepolisian melakukan penyisiran, menemukan lagi 26 kartu serta sejumlah amplop kartu yang sudah hancur terendam air.

Dengan adanya temuan baru kartu tersebut, total kartu KIS yang dikumpulkan pihak kepolisian di Blitar sebanyak 143 kartu, salah satunya milik Ismail Sisin, warga Siwalan Tengah, Kecamatan Wonocolo.

Menurut Whisnu, beberapa warga yang terdaftar, namun belum menerima KIS, pada akhirnya mendapatkannya setelah diusulkan oleh Pemkot Surabaya ke pemerintah pusat.

"Makanya kami akan lihat datanya, apa warga yang belum menerima sudah mendapatkan penggantinya, atau memang data terbuang tersebut karena masalah pengiriman," katanya.

Whisnu memastikan sejauh ini soal KIS sudah tersosialisasi hingga tingkat kelurahan. Untuk itu, lanjut dia, dengan adanya kabar KIS warga Surabaya terbuang di Blitar, pihaknya segera mengcek faktanya di lapangan.

Ketika ditanya apakah ada unsur kesengajaan, Whisnu menyatakan belum mengetahui dan berpikir sejauh itu, karena pihaknya akan mengecek dahulu.

Sementara itu, Ketua Komisi D Bidang Kesra DPRD Surabaya Agustin Poliana mengatakan dirinya tidak berpikiran negatif atas kejadian itu. Ia menduga, KIS tersebut bisa saja jatuh, kemudian dianggap barang tidak penting dan akhirnya dibuang ke sungai.

"Tidak menutup kemungkinan, kartu itu jatuh terbawa arus," katanya.

Namun, ia mengakui pengiriman KIS ke para penerimanya menggunakan jasa pengiriman, melalui kantor pos dan sebagainya. "Data (penerima) yang ada berdasarkan BPS (Badan Pusat Statistik)," katanya.

Agustin berjanji akan mengevaluasi program KIS di Kota Surabaya. Selain itu Agustin akan mempertanyakan masalah temuan kartu KIS warga Surabaya di Blitar ke Dinas Kesehatan setempat.

Pewarta: Abdul Hakim
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2017