Canberra (ANTARA News) - Sistem pengenalan wajah akan segera menggantikan fungsi paspor di perbatasan Australia, setelah pemerintah negara itu mengkonfirmasi telah memberikan kontrak kepada sebuah perusahaan untuk mengirimkan teknologi itu ke sejumlah bandara internasional.

Dalam pernyataan resmi, Kamis, Menteri Imigrasi Australia, Peter Dutton, mengatakan, pemerintah telah memberikan kontrak senilai 22,5 juta dolar Australia kepada Vision-Box Australia Pty Ltd guna membuat setidaknya 105 mesin canggih untuk memindai penumpang yang tiba di bandara-bandara di Australia.

"Australia berkomitmen menjadi pemimpin penggunaan biometrik di perbatasan kami untuk memfasilitasi perjalanan yang sah, melindungi masyarakat dan mencegah terorisme serta penjahat potensial," kata Dutton.

Dia mengatakan paham masalah kompleks yang terjadi pada proses imigrasi, dan menyebutkan pemerintah berkomitmen untuk membuatnya lebih mudah dan cepat saat jumlah wisatawan meningkat.

"Ada frustrasi saat pesawat mendarat... saat Anda turun dari A380, ada antrean panjang," katanya.

"Gagasan tentang teknologi ini, pengenalan wajah, adalah ketika Anda memiliki paspor, Anda bahkan tidak perlu menunjukkannya - ini akan membuat proses imigrasi lebih cepat.

"Perlu diperhatikan, ada 40 juta orang yang melintasi perbatasan kami tahun lalu, dan dalam tiga tahun ini akan menjadi 50 juta," ujar Dutton.

Tidak hanya orang Australia, kata dia, warga asing juga dapat menggunakan teknologi tersebut.

"Ini akan memperluasnya ke lebih banyak negara, ini benar-benar memodernisasi pengalaman," demikian Dutton, sebagaimana dilansir dari Kantor Berita Xinhua.

Penerjemah: Try Essra
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2017