Jakarta (ANTARA News) - Koalisi Pemuda dan Masyarakat Pro-NKRI (KPMP NKRI) meminta seluruh elemen bangsa mewaspadai potensi kelompok teror Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) memanfaatkan isu kekerasan Rohingya untuk memecah belah kehidupan berbangsa dan bernegara di Tanah Air.

"Isu kekerasan terhadap etnis Rohingya berpotensi dimanfaatkan oleh kelompok teror seperti Al Qaidah, ISIS untuk mengimpor potensi konflik di Myanmar ke dalam negeri guna mengacaukan kehidupan beragama dan berbangsa," ujar Koordinator KPMP NKRI Ach. Adnan di Jakarta, Kamis.

Adnan menekankan semua elemen bangsa dan umat beragama di Indonesia harus berhati-hati terhadap semua informasi atau berita hoax yang beredar di media sosial terkait kekerasan terhadap etnis Rohingya.

KPMP NKRI memandang simpati dan protes keras masyarakat Indonesia khususnya umat Islam terhadap kekerasan dan kejahatan kemanusiaan terhadap etnis Rohingya di Myanmar patut dimaklumi sebagai bentuk solidaritas atas nama kemanusiaan terlepas apapun suku, agama dan rasnya.

Namun dia menekankan konflik di Provinsi Rakhine Myanmar yang dihuni oleh mayoritas etnis Rohingya diduga kuat dilandasi perebutan potensi sumber daya yang besar di provinsi tersebut.

"Konflik perebutan sumber daya inilah yang menjadi faktor utama sedangkan isu agama digunakan sebagai pintu masuk untuk memperkeruh dan memanasi situasi," tegas dia.

Dalam konteks ke-Indonesiaan, KPMP NKRI menegaskan bahwa seluruh umat beragama khususnya Budha di Indonesia adalah saudara sebangsa dan setanah air yang selama ratusan tahun hidup damai berdampingan di bumi nusantara dalam keberagaman.

Umat Budha di Tanah Air bahkan di seluruh dunia juga mengecam aksi kekerasan yang dilakukan Junta Militer Myanmar terhadap etnis Rohingya.

"Jadi kami tegaskan konflik Rohingya bukan konflik agama tetapi lebih pada konflik perebutan sumber daya. Jangan sampai kasus ini menjadikan kita terpecah belah. Ayo kita bantu saudara kita di Myanmar sebagai solidaritas kemanusiaan," ujar dia.

Lebih jauh KPMP NKRI memandang langkah Pemerintah Indonesia melalui Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi menemui pemerintah Myanmar dan memintanya untuk segera mengakhiri kekerasan, serta menemui pemerintah Bangladesh terkait penanganan pengungsi, patut diapresiasi.

Langkah pemerintah tersebut menurut KPMP NKRI, merupakan bentuk dukungan nyata yang sangat konkret untuk mengakhiri kekerasan di Myanmar, dibandingkan hanya berhenti pada kecam-mengecam belaka.

(Baca: GP Ansor imbau masyarakat hati-hati sikapi isu Rohingya)

Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: Monalisa
Copyright © ANTARA 2017