Jakarta (ANTARA News) - Polisi, tentara dan petugas darurat bergegas mencari para penyintas di bawah reruntuhan gedung-gedung yang diambrukkan oleh gempa paling dahsyat dalam hampir 100 tahun terakhir yang sejauh ini sudah menewaskan 61 orang, ketika saat bersamaan Badai Katia menerjang pesisir timur negeri itu yang memicu hujan super deras.

Di daerah selatan yang paling parah terkena gempa bumi, para petugas bantuan darurat mencari para penyintas atau jenazah di bawah puing-puing rumah, gereja dan sekolah yang sudah hancur oleh gempa berkekuatan 8,1 magnitudo itu.

Presiden Enrique Pena Nieto mengungkapkan 45 orang tewas di negara bagian Oaxaca, 12 orang di Chiapas dan empat di Tabasco. Namun korban tewas sebenarnya bisa lebih dari 80 orang.

Sementara itu Badai Katia menyapu daerah timur negeri ini, namun dalam Kategori 1 yang beberapa jam kemudian turun sebagai badai tropis biasa di bawah kecepatan angin 70 km per jam.

Badai ini menciptakan hujan lebat yang berpotensi menciptakan banjir dan tanah longsor, kata Pusat Badai Nasional Amerika Serikat (NHC).

Katia menerjang negara bagian Veracruz yang berbatasan dengan Teluk Meksiko, selain beberapa bagian Hidalgo dan Puebla. Badai ini menciptakan hujan bercurah hujan 64 cm di beberapa daerah.

Di Tecolutla, kota tepi pantai berpenduduk 8.000 orang, pohon bertumbangan disapu angin kencang ketika penduduk berlindung dari hantaman badai.

Pemerintah Meksiko sebelumnya memperingatkan bahwa Badai Katia dapat mengancam satu juta orang dan memicu banjir dahsyat yang bisa merenggut korban, demikian AFP.



Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2017