Jakarta (ANTARA News) - Indeks harga saham gabungan Bursa Efek Indonesia melemah pada perdagangan Rabu dipicu oleh koreksi saham-saham sektor pertambangan.

IHSG BEI ditutup melemah 26,64 poin atau 0,45 persen menjadi 5.845,73 poin. Sementara itu kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 bergerak melemah 4,74 poin (0,48 persen) menjadi 973,31 poin.

Analis Reliance Sekuritas Lanjar Nafi di Jakarta mengatakan bahwa IHSG mengalami tekanan menyusul saham-saham sektor pertambangan yang terkoreksi cukup dalam menyusul rencana pembuatan aturan khusus pada harga batu bara dalam negeri (DMO) oleh pemerintah.

"Rencana pemerintah itu karena usulan Perusahaan Listrik Negara (PLN) mengenai pembangkit listrik membutuhkan bahan bakar yang harganya efesien. Kondisi itu berpotensi menurunkan harga batu bara dalam negeri," katanya.

Di sisi lain, lanjut dia, investor asing yang kembali melanjutkan aksi lepas saham turut membebani IHSG. Berdasarkan data perdagangan Bursa Efek Indonesia pada (Rabu, 13/9), investor asing mencatatkan jual bersih atau "foreign net sell" di pasar reguler sebesar Rp324,44 miliar.

Analis Indosurya Mandiri Sekuritas William Surya Wijaya mengatakan bahwa fluktuasi harga komoditas masih memberikan pengaruh terhadap pola gerak IHSG, diharapkan fundamental ekonomi nasional yang kondusif menahan tekanan indeks lebih dalam.

"Apresiasi rupiah menyusul ekspektasi ekonomi nasional yang kondusif diharapkan dapat mendorong investor kembali mengakumulasi saham," katanya.

Sementara itu frekuensi perdagangan tercatat mencapai 335.043 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 9,263 miliar lembar saham senilai Rp6,830 triliun. Sebanyak 123 saham naik, 212 saham menurun, dan 95 saham tidak bergerak nilainya atau stagnan.

Di bursa regional, indeks Nikkei-225 bursa Tokyo naik 89,20 poin (0,45 persen) ke 19.865,82, indeks Hang Seng bursa Hong Kong melemah 78,16 poin (0,28 persen) ke 27.894,08, dan Straits Times Singapura melemah 5,33 poin (0,16 persen) ke posisi 3.230,36.

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2017