Bekasi (ANTARA News) - Sejumlah purnawirawan TNI Angkatan Udara yang kini tinggal di Perumahan TNI AU Angkasa Puri, Kelurahan Jatimekar, Kecamatan, Jatiasih, Kota Bekasi, Jawa Barat, merasa nama baik angkatannya tercoreng oleh aktivitas situs nikah siri di lingkungan mereka.

"Di sini rata-rata yang tinggal purnawirawan TNI AU semua. Jumlahnya sekitar 50 persen dari total 650 unit rumah dengan jumlah warga 1.600 kepala keluarga. Sekitar 5 persen di antaranya masih aktif sebagai anggota TNI AU," kata Ketua Rw10 Perumahan TNI AU Angkasa Puri, Jatiasih, Catur Nursyadi, di Bekasi, Minggu.

Menurut pria yang kini aktif sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) di Mabes TNI AU itu Aris Wahyudi (49) telah memulai usahanya sebagai admin www.nikahsirri.com sejak 19 September 2017.

Situs tersebut dalam waktu singkat menjadi viral di tengah masyarakat karena penamaan situs yang memancing perhatian publik.

Kabar terkait nikah siri secara online itu pun menyeruak di kalangan warga Perumahan TNI AU Angkasa Puri dan menuai protes dari kalangan warga setempat.

"Ini perumahan di bawah pembinaan Komandan Pangkalan Udara Militer Halim. Warga yang tinggal di sini tidak bisa seenaknya membuat usaha tanpa izin TNI," katanya.

 Puncak kekesalan warga setempat terhadap Aris terjadi pada Jumat (22/9) saat pengurus RT01/RW10 bersama dirinya mendatangi rumah kontrakan Aris.

"Kami khawatir dengan penamaan Lelang Perawan di www.nikahsirri.com karena memberikan kesan bahwa kompleks perumahan ini melegalkan aktivitas mereka. Kami seakan-akan melindungi dia membuat usaha di sini," katanya.

Dalam pertemuannya dengan Aris, warga meminta dia mengganti nama situs yang lebih sopan tanpa menyinggung martabat perempuan di Indonesia.

"Kita juga menyampaikan, kalau permintaan itu tidak dilaksanakan, lebih baik pindah tempat saja, jangan di sini tinggalnya," katanya.

Aris juga sempat meminta maaf kepada warga setempat atas aktivitas usahanya yang dianggap meresahkan dan sudah berniat untuk pindah ke salah satu ruko di kawasan Grand Galaxy, Jatiasih.

Dikatakan Catur, aktivitas Aris yang berlangsung di rumah kontrakan sejak Juni 2017 itu sebelumnya juga sudah dalam pemantauan TNI AU karena pada Sabtu (22/9), Mabes TNI AU mengutus tim inteligennya untuk mengamati aktivitas tersebut.

"Rekan TNI juga datang semalam menanyakan adanya kegiatan ini, kita seolah TNI AU melindungi. Padahal kita tidak tahu apa-apa," katanya.

 Warga menyambut positif upaya penangkapan Aris oleh tim Sub Unit Cyber Crime Direktorat Kriminal Khusus Polda Metro Jaya pada Minggu dini hari pukul 02.00 WIB.

"Kita juga tidak menyangka respons polisi atas kasus ini berjalan cepat. Aris sudah ditangkap malam tadi," katanya.

Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2017