Semarang (ANTARA News) - Ketua Umum Ikatan Wartawan Online (IWO) Jodhi Yudono mengajak media "online" untuk menjadi penangkal berita-berita hoaks yang meresahkan masyarakat.

"Pada zaman atau era sekarang dengan kemajuan teknologi yang sangat pesat, berita-berita hoaks dengan mudah menyebar ke masyarakat," katanya di Semarang, Jawa Tengah, Selasa.

Hal tersebut diungkapkannya saat sarasehan bertema "Menyoal Konten Hoax Dalam Berita Viral" dan pelantikan pengurus IWO Jawa Tengah periode 2017-2022 di Wisma Perdamaian Semarang.

Jodhi menjelaskan berita dan informasi hoaks" menjadi kian subur dengan tersedianya berbagai aplikasi jejaring sosial dengan ketidakakuratan informasi dan ada pula yang sengaja menyesatkan.

Bermunculannya berita dan informasi hoaks itu, lanjut dia, berpotensi memecah belah antarkomponen bangsa sehingga keberadaan media "online" berperan menjadi penangkalnya.

"Keberadaan IWO sebagai wadah berkumpulnya wartawan online di Indonesia harus bisa menjadi rumah kreatif untuk meningkatkan kemampuan dan kompetensi, serta rumah yang menyenangkan," katanya.

Saat ini, kata Jodhi, sudah ada sembilan kepengurusan IWO tingkat provinsi yang dikukuhkan, termasuk Jateng, dan dalam waktu dekat disusul kepengurusan di provinsi-provinsi lain.

Dirreskrimsus Polda Jateng Kombes Pol Lukas Akbar Abriari yang juga menjadi pembicara menyebutkan hingga September 2017 sudah menangani sembilan kasus penyebaran berita hoaks.

Dibandingkan tahun lalu yang hanya menangani enam kasus penyebaran berita bohong atau hoaks, kata dia, memang ada peningkatan, dengan konten paling banyak penyebaran kebencian.

Dijelaskannya, persoalan hoaks sebenarnya sudah ada sejak abad 18, tetapi ketika itu belum menemukan habitat yang tepat untuk berkembang biak, dan sekarang ini marak seiring berkembangnya teknologi informasi.

Ketua Komunitas Anti Fitnah Indonesia Septiaji Eko Nugroho menambahkan kepercayaan masyarakat terhadap media mainstrem mulai pudar, seperti di Amerika Serikat yang hanya 30 persen.

Situs abal-abal, kata dia, menjadi salah satu penyebabnya, tetapi ada satu situs yang jika ada informasi "hoax" akan mengulas yang asli dan terhubung dengan semua media sosial.

Sementara itu, Ketua IWO Jateng Mustholih menjelaskan keberadaan organisasi itu sebagai wadah bagi jurnalis-jurnalis dari media "online" untuk meningkatkan kapasitas dan kompetensinya.

"Ya, dengan kapasitas dan kompetensi yang meningkat, kawan-kawan (jurnalis online, red.) bisa menjadi penangkal berita hoaks dengan menyampaikan kebenaran kepada masyarakat," pungkasnya.

(U.KR-ZLS/N002)

Pewarta: Zuhdiar Laeis
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017