Bandung (ANTARA News) - Menteri Riset, Teknologi dan Perguruan Tinggi (Menristekdikti), Mohamad Nasir, mendorong Pemerintah Provinsi Jawa Barat untuk meningkatkan angka partisipasi kasar (APK) perguruan tinggi yang dinilai masih rendah.

"Jawa Barat ini APK-nya rendah jika dibandingkan dengan provinsi di Jawa lainnya," ujar Nasir saat memberikan sambutan peresmian peletakan batu pertama Universitas Muhammadiyah Bandung, di Jalan Soekarno-Hatta, Minggu.

Ia mengatakan, saat ini angka partisipasi kasar Jabar hanya mencapai 18 persen. Sementara universitas lainnya di luar jabar seperti Jateng dan Jatim rata-rata mencapai 30 persen.

Berkaca pada data tersebut, Nasir mendorong Pemprov Jabar untuk meningkatkan angka partisipasi masyarakat dalam mengeyam pendidikan tinggi. Hal ini untuk menciptakan sumber daya manusia yang dapat bersaing di pasar global.

"Caranya dengan memaksimalkan perguruan tinggi swasta. Kita harus dorong Pemprov untuk melakukan itu," kata dia.

Sementara itu, Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar mengatakan penyebab rendahnya APK Jabar karena jumlah universitas yang sedikit sementara penduduknya banyak. Selain itu, penduduk daerah harus bersaing dengan anak-anak dari provinsi lain.

"Kurang cepat kita mengembangkan perguruan tinggi negeri. Sekarang kita dorong PTS, kita bantu ruang kelas baru dan beasiswa, dan bagaimana perguruan tinggi negeri berkomitmen mendahulukan putra-putra daerah," katanya.

Menurutnya, salah satu upaya Pemprov Jabar meningkatkan APK yakni dengan mendorong PTN-PTN yang ada di Jawa Barat, untuk membuat multikampus. Saat ini hanya ada tiga kampus yakni IPB, ITB, dan Unpad yang telah menerapkan program kampus di luar domisili.

"Semoga tahun 2018 sudah 25 persen APK kita. Sehingga bisa mengejar ketertinggalan dari rata-rata nasional," katanya.

Pewarta: Asep F
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2017