Jakarta (ANTARA News) - Kepolisian Daerah Metropolitan Jakarta Raya menyampaikan klarifikasi mengenai korban dalam pesta rakyat yang mencakup pembagian bahan pokok kepada warga di lapangan Monumen Nasional (Monas), Jakarta Pusat, Sabtu (28/4).

"Kita temukan tidak ikut mengantre ," kata Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polisi Argo Yuwono di Jakarta, Selasa, mengenai anak usia 13 tahun yang meninggal dunia setelah dilaporkan tak sadarkan diri di seberang Markas Besar TNI Angkatan Darat.

Dia menjelaskan bahwa polisi menerima laporan mengenai anak 13 tahun tidak sadarkan diri di seberang Mabes TNI Angkatan Darat (AD) Jakarta Pusat pada Sabtu (28/4).

Petugas Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) yang melintasi lokasi kejadian kemudian membawa anak itu ke Rumah Sakit Tarakan di Jakarta Pusat menggunakan mobil ambulans. Anak itu sempat menjalani perawatan di Rumah Sakit Tarakan sebelum meninggal dunia.

Argo mengungkapkan korban diduga meninggal dunia karena suhu badan meningkat dan dehidrasi.

Selanjutnya, polisi mendapatkan laporan polisi mengenai anak 11 tahun yang meninggal dunia di Rumah Sakit Tarakan pada Minggu (29/4) pagi sekitar pukul 05.00 WIB.

Argo menuturkan polisi sempat menanyakan kepada dokter jaga perihal penyebab kematian remaja itu. Dia mengutip pernyataan dokter bahwa anak yang menurut orangtuanya mengalami keterbelakangan mental itu meninggal dunia karena dehidrasi dan suhu badan tinggi.

Kepala Polres Metro Jakarta Pusat Komisaris Besar Polisi Roma Hutajulu menegaskan dalam hal ini tidak ada korban yang meninggal gara-gara antre sembako. Ia mengaku memantau langsung kegiatan Pesta Rakyat di Monas, dan melihat kondisinya aman terkendali.
 

Pewarta: Taufik Ridwan
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2018