Jakarta (ANTARA News) - Sejumlah perwakilan komunitas muslim Australia hari Jumat menemui Ketua Umum DPP PPP Suryadharma Ali guna berdialog dan meluruskan kekeliruan pandangan diantara umat Islam masing-masing negara. Dalam pertemuan itu, yang berlangsung di kediaman dinas Suryadharma Ali di kompleks Menteri Widya Chandra III No 9, Jakarta, Suryadharma didampingi sejumlah Wasekjen PPP, diantaranya Roma Hurmuzi, Rustam Falani, Taufiqul Hadi dan Arwani. Sementara delegasi intelektual Islam Australia dipimpin oleh Dr. Ameer Ali (Universitas Murdoch Perth), Sheik Shafiq Khan (Ketua Pusat Kebudayaan Islam Australia di Sydney), Amin Hadi (Imam Masjid Zetland Sydney). Imam Sabri Samson (Ketua Islamic Council of Tasmania dan Imam Masjid Hobart) dan Faiza El-Higzi (wakil juru bicara Queensland`s Muslim Community Reference Group). "Kami diberitahu mass media (Australia) bahwa Indonesia adalah sarang teroris dan karenanya kami ingin melihat langsung bagaimana fakta sesungguhnya," ujar Ameer Ali. Namun, Ameer melanjutkan, dari hasil kunjungan yang mereka lakukan selama di Indonesia, yang ditemukan justru sebuah kondisi bahwa Indonesia merupakan contoh terbaik dalam mengelola keberagaman dan hidup bertoleransi. "Toleransi itu merupakan hal yang sangat dikuasai masyarakat Indonesia sementara tidak ada yang mengajari mereka sebelumnya," katanya seraya menambahkan bahwa hasil kunjungan itu nantinya juga akan disosialisasikan secara luas kepada komunitas Islam Australia. Kepada Suryadharma, Ameer juga menjelaskan perihal praktek keagamaan di Australia yang sangat baik, walaupun Islam adalah minoritas tapi tidak ada hambatan bagi umatnya untuk beribadah sesuai keyakinan. Demikian pula perhatian pemerintah Australia juga cukup besar bagi umat Islam setempat, seperti pemberiaan 8 juta dolar Australia untuk memulai pembangunan sekolah-sekolah Islam di Australia. Sebagaimana di Indonesia, menurut Ameer, di Australia juga terdapat sejumlah kelompok Islam yang radikal. Namun yang terpenting dilakukan adalah bagaimana umat Islam di kedua negara itu saling menjembatani khilafiah yang ada. Pada kesempatan itu, Ameer menjelaskan bahwa upaya mereka bersilaturahmi dengan komunitas Islam di Indonesia itu mendapat dukungan sepenuhnya dari pemerintah Australia. Sementara itu Suryadharma mengatakan bahwa dirinya sangat terharu dengan misi umat Islam Australia yang direstui pemerintah setempat, yakni untuk meluruskan pandangan yang belum lengkap tentang umat Islam di Indonesia oleh masyarakat Australia dan sebaliknya. "Kita memang harus jelaskan kepada internasional yang terlanjur mencap Islam sebagai agama yang mengedepankan kekerasan atau terorisme. Pandangan semacam itu jelas salah besar," kata Suryadharma yang juga Menkop dan UKM itu. Menurut dia, kalaupun ada peristiwa masa lalu seperti bom bali yang pelakunya mengatas namakan Islam, jelas mereka tidak bisa merepresentasikan Islam secara keseluruhan. Umat Islam, kata Suryadharma, merespon bom bali bukan dengan kegembiraan tapi dengan kutukan serta rasa sangat berduka dan malu atas peristiwa itu. "Karenanya pertemuan semacam ini sangat penting untuk meluruskan pandangan masing-masing pihak yang selama ini ternyata banyak kekeliruan," ujarnya. Suryadharma juga mengungkapkan harapannya agar kedepan hubungan Indonesia-Australia bisa lebih rukun lagi sebagai sesama negara tetangga. PPP, katanya lagi, juga akan berkirim surat kepada PMB Howard yang telah merestui komunitas Islam Australia untuk bersilaturahmi dengan saudaranya di Indonesia. Selama di Indonesia, kalangan intelektual Islam Australia yang tiba di Indonesia sejak pekan lalu tersebut diantaranya telah menemui Menag Maftuh Basyuni, beraudiensi dengan dua ormas besar Indonesia, NU dan Muhammadiyah serta Majelis Ulama Indonesia (MUI). Selain itu, mereka juga mengunjungi sejumlah pondok pesantren diantaranya di Tasikmalaya dan Universitas Islam di Bandung serta menemui fungsionaris PPP selaku salah satu parpol Islam yang signifikan di Indonesia.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007