Jakarta (ANTARA News) - Perdagangan saham, Jumat pagi, di Bursa Efek Jakarta (BEJ) bergerak "mixed" (bervariasi), akibat dampak bursa regional, harga minyak dunia dan nilai tukar. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sesi pagi ditutup naik 7,625 poin (0,28 persen) menjadi 2.685,849 dan indeks LQ45, kelompok 45 saham unggulan, menguat 2,149 poin (0,36 persen) ke posisi 593,954. Indeks bergerak `fluktuatif` (naik turun), dimana dibuka melemah hingga kisaran 14 poin, kemudian berbalik dan ditutup menguat. Analis PT Paramitra Alfa Sekuritas, dalam ulasan pasarnya di Fokus Pagi, Jumat, mengungkapkan, kondisi pasar saham di Indonesia sangat dipengaruhi oleh pergerakan bursa-bursa di dunia dan beberapa faktor eksternal lainnya, seperti harga komoditas tambang dan pergerakan kurs valuta asing. Menurut mereka, beberapa emiten tertentu pergerakan minyak dan nikel memberikan keuntungan yang besar, namun untuk industri lainnya hal ini akan meningkatkan biaya. Ini akan berdampak negatif bagi kinerja emiten-emiten yang biayanya sensitif terhadap perubahan harga minyak, tambahnya. Pergerakan saham pada sesi pagi ini cukup berimbang, dimana yang naik sebanyak 79, yang turun 72, sedangkan 46 stagnan dan 208 efek tidak aktif diperdagangkan. Kenaikan indeks dipimpin menguatnya sektor tambang, seperti Aneka Tambang naik Rp275 menjadi Rp4.325, Energi Mega Persada terangkat Rp40 ke level Rp1.450, Bumi Resources menguat Rp150 ke posisi Rp5.300, Pertambangan Batubara Bukit Asam terdongkrak Rp400 ke harga Rp11.250 dan Medco Energi naik Rp300 menjadi Rp5.900. Sedangkan melemahnya Telkom Rp150 ke level Rp11.250, Bank Mandiri terkikis Rp125 ke posisi Rp3.275, Perusahaan Gas Negara anjlok Rp150 ke harga Rp14.400 dan Bank BNI turun Rp20 menjadi Rp1.880 membuat indeks tertahan untuk naik lebih tinggi. Volume perdagangan mencapai Rp2,075 miliar saham dengan nilai Rp4,057 triliun dari 37.618 kali transaksi. (*)

Pewarta:
Copyright © ANTARA 2007