Moskow (ANTARA News)- Rusia mendesak Iran, Selasa mematuhi resolusi terbaru Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) yang memberlakukan sanksi tahap ketiga terhadap Republik Islam itu, karena menolak menghentikan kegiatan-kegiatan nuklirnya yang sensitif, demikian laporan Reuters. "Kami mengharapkan para pemimpin Iran menganalisa secara mendalam deklarasi oleh enam menteri luar negeri serta isi dari resolusi yang telah disahkan itu, dan memenuhi tuntutan-tuntutan Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) dan DK PBB," kata Kementerian Luar Negeri Rusia. Resolusi itu yang disetujui Senin menyerukan larangan perjalanan dan transaksi keuangan terhadap para individu dan perusahaan-perusahaan Iran dan membuat beberapa pelarangan yang diperintahkan. Lima anggota tetap Dewan keamanan PBB yaitu AS, Rusia, Inggris, Prancis dan China plus Jerman yang bukan anggota dewan itu, sepakat di Berlin 22 Januari sebuah rancangan resolusi yang menggariskan saksi-sanksi tahap ketiga terhadap Teheran. Resolusi PBB itu adalah "satu kompromi yang tidak enak" dan semua "tuntutan politik dan ekonomi yang berlebihan oleh kelompok garis keras terhadap program nuklir Iran" dicabut dari resolusi itu, kata Rusia. Washington mendesak sanksi-sanksi lebih keras tetapi Rusia dan China, keduanya mitra dagang Iran, menentang keras tindakan-tindakan semacam itu setelah satu laporan intelijen AS dikeluarkan Desember lalu mengatakan Iran telah menghapuskan satu program bom atom tahun 2003. "Resolusi ini adalah satu isyarat politik serius kepada Teheran tentang perlunya bekerjasama dengan Dewan Keamanan PBB dan memenuhi tuntutan-tuntutan manajemen IAEA," tambahnya. "Juga penting bahwa enam negara itu pada akhirnya harus menunjukkan kesediaan mereka untuk bekerjasama secara serius dengan Iran." Akan tetapi Iran menolak keputusan dewan itu sebagai tidak sah dan haram. Teheran membantah tuduhan-tuduhan Barat bahwa pihaknya berusaha membuat senjata-senjata nuklir dan mengabaikan tiga resolusi Dewan Keamanan sebelumnya yang menuntut Iran membekukan program pengayaan uraniumnya, yang dapat memproduksi bahan bakar untuk pusat listrik tenaga nuklir atau senjata-senjata atom. "Kami mengharapkan pemerintah Iran akan terus aktif bekerjasama dengan IAEA da melakukan langkah-langkah yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah menyangkut program nuklir Iran," kata Kementerian Luar Negeri Rusia. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2008