Kasus Beras Vietnam

Sabtu, 8 Februari 2014 17:39 WIB

Kasus Beras Vietnam

Menteri Keuangan Chatib Basri (kanan) bersama Dirjen Bea dan Cukai Agung Kuswandono (dua kanan) memberikan keterangan kepada wartawan terkait kasus beras impor asal Vietnam di Cargo Distribution Center (CGC), Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Jumat (7/2). Petugas Bea dan Cukai tengah melakukan penyelidikan terhadap importasi beras sebanyak 32 kontainer atau 800 ton yang saat ini masih berada di Kawasan Pabean (Pelabuhan Tanjung Priok) karena diduga terjadi pelanggaran terhadap perijinan tata niaga impor. (ANTARA FOTO/Dhoni Setiawan)

Kasus Beras Vietnam

Menteri Keuangan Chatib Basri (kanan) saat melakukan inspeksi terkait kasus beras impor asal Vietnam di Cargo Distribution Center (CGC), Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Jumat (7/2). Petugas Bea dan Cukai tengah melakukan penyelidikan terhadap importasi beras sebanyak 32 kontainer atau 800 ton yang saat ini masih berada di Kawasan Pabean (Pelabuhan Tanjung Priok) karena diduga terjadi pelanggaran terhadap perijinan tata niaga impor. (ANTARA FOTO/Dhoni Setiawan)

Kasus Beras Vietnam

Petugas mengangkat beras impor asal Vietnam ke dalam kontainer di Cargo Distribution Center (CGC), Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Jumat (7/2). Petugas Bea dan Cukai tengah melakukan penyelidikan terhadap importasi beras sebanyak 32 kontainer atau 800 ton yang saat ini masih berada di Kawasan Pabean (Pelabuhan Tanjung Priok) karena diduga terjadi pelanggaran terhadap perijinan tata niaga impor. (ANTARA FOTO/Dhoni Setiawan)

Kasus Beras Vietnam

Menteri Keuangan Chatib Basri (tengah), Dirjen Bea dan Cukai Agung Kuswandono (kiri) dan Direktur Informasi Kepabeanan dan Cukai Susiwiyono saat inspeksi terkait kasus beras impor asal Vietnam di Cargo Distribution Center (CGC), Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Jumat (7/2). Petugas Bea dan Cukai tengah melakukan penyelidikan terhadap importasi beras sebanyak 32 kontainer atau 800 ton yang saat ini masih berada di Kawasan Pabean (Pelabuhan Tanjung Priok) karena diduga terjadi pelanggaran terhadap perijinan tata niaga impor. (ANTARA FOTO/Dhoni Setiawan)