Singapura (ANTARA News) - Harga minyak dunia, yang hampir menembus batas psikologis 120 dolar AS per barel, kembali melemah pada perdagangan, Jumat, menyusul penguatan dolar AS dan kenaikan cadangan minyak mentah AS, sehingga pelaku pasar cenderung mempertahankan keuntungan. Harga minyak jenis light sweet di kontrak utama New York untuk pengiriman Juni turun menjadi 115,60 dolar AS per barel, setelah turun 2,24 dolar AS menjadi 116,06 dolar AS pada perdagangan Kamis. Pasar kontrak untuk pengiriman Mei sendiri berakhir pada Kamis lalu, setelah sempat menyentuh rekor 119,90 dolar AS per barel. Minyak jenis Brent North Sea untuk pengiriman Juni melemah 2,12 dolar AS menjadi 114,34 dolar AS per barel setelah sempat menyentuh 116,87 dolar AS. Mata uang AS pada perdagangan Kamis menguat terhadap euro, menyusul spekulasi The Fed akan mengakhiri tren penurunan suku bunga. Euro diperdagangkan di bawah 1,57 dolar AS pada Jumat, atau tiga hari setelah menembus rekor 1,60 dolar AS. "Nampaknya kenaikan di luar perkiraan pada cadangan minyak AS sejak pekan lalu dan penguatan dolar AS menjadi alasan kuat bagi investor untuk mengunci keuntungan mereka," kata analis Sucden, Andrey Kruychenkov, kepada AFP. Dolar AS yang lebih kuat membuat minyak lebih mahal bagi pembeli asing, sehingga menjadi disinsentif untuk permintaan. (*)

Copyright © ANTARA 2008