Padang (ANTARA News) - Pemerintah Kota Padang melakukan pembuatan hutan rakyat baru dan mereboisasi sekaligus memelihara hutan rakyat yang telah ada di daerah itu dengan total luas 675 hektare (ha) untuk mengatasi banjir. Pembuatan hutan rakyat dan reboisasi itu difokuskan pada lahan-lahan kritis yang rawan banjir, tanah longsor dan erosi terdapat di sepanjang daerah aliran sungai di beberapa kecamatan dalam wilayah Padang, kata Walikota Padang, Fauzi Bahar, di Padang, Sabtu. Ia menjelaskan, pembuatan hutan rakyat baru dilaksanakan pada daerah aliran sungai di Kelurahan Balai Gadang, Kecamatan Koto Tangah dan di kelurahan Lambung Bukit, Kecamatan Pauh, asing-masing dengan luas 25 ha. Kemudian di sepanjang aliran sungai Kelurahan Teluk Kabung, Kecamatan Bungus Teluk Kabung seluas 50 ha, ujarnya. Sedangkan, reboisasi dilakukan pada kawan hutan rakyat di Kelurahan Korong Gadang, kecamatan Koto Tangah seluas 75 ha. Sejumlah gerakan menanam pohon juga dilaksanakan, seperti "Aksi kecil menanam dewasa memanen", "Aksi Indonesia menanam", "Aksi tanam serempak" dan "Perempuan menanam". Gerakan-gerakan itu dilakukan pada kawasan hutan kritis di seluruh kecamatan Kota Padang dengan jumlah bibit ditanam mencapai 41.000 jenis matoa, mahoni, manggis dan pinang. Selanjutnya, digelar gerakan penghijauan berkolaborasi dengan perguruan tinggi, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan pihak swasta pada kawasan hutan kritis di Kecamatan Koto Tangah dan Pauh dengan bibit ditanam mencapai 5.000. Kegiatan lain dilakukan adalah pemeliharaan hutan rakyat dan tanaman hasil reboisasi di kawasan hutan Kecamatan Koto Tangah, Kuranji, Pauh, Lubuk Kilangan dan Bungus Teluk Kabung dengan total areal mencapai 500 ha. Disamping membuat, mereboisasi dan memelihara hutan rakyat, upaya mengatasi banjir juga melalui peningkatan pengawasan hutan terhadap illegal logging (pemalakan liar). Kemudian meningkatkan peran serta masyarakat menjaga kebersihan lingkungan, kelestarian hutan, daerah tangkapan air, kebersihan riol dan drainase kota. Upaya lain adalah normalisasi dan memperpendek aliran Sungai Batang Kandis dan pembersihan saluran air di pusat kota, kata Fauzi Bahar menambahkan. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2008