Berbagai persoalan warga baik kemiskinan, rumah tidak layak huni, jambanisasi, listrik dan kesehatan, dan pembinaan untuk meningkatkan ekonomi masyarakat dapat terselesaikan
Semarang (ANTARA) - Warga Kabupaten Purworejo menyambut baik program Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, yaitu "Satu Organisasi Perangkat Daerah (OPD), Satu Desa Binaan" sebagai salah satu upaya percepatan pengentasan kemiskinan.

"Alhamdulillah, senang sekali rasanya rumah saya mau diperbaiki dan mau dibangunkan jamban. Selama ini tidak punya jamban, kalau buang air besar ya di sungai, rumah juga sudah reyot, mau ambruk," kata Ngatinem (60), salah satu warga Desa Tlogoguwo, Kecamatan Kaligesing, Kabupaten Purworejo,
saat mengikuti kunjungan Biro Umum Setda Jateng di balai desa setempat, Sabtu (10/8).

Menurut dia, Dengan adanya program itu, maka berbagai persoalan warga baik kemiskinan, rumah tidak layak huni, jambanisasi, listrik dan kesehatan, dan pembinaan untuk meningkatkan ekonomi masyarakat dapat terselesaikan.

Dirinya mengaku selama ini bersama suami tinggal di rumah peninggalan orang tua yang sangat sederhana.

"Jangankan untuk memperbaiki rumah, untuk makan sehari-hari saja susah, makanya senang sekali mendengar ada bantuan ini," ujarnya dalam bahasa Jawa.

Kepala Desa Tlogoguwo, Mujoko, menyebutkan desanya yang dihuni 1.000 kepala keluarga atau 3.500 jiwa memang masih tertinggal karena masih banyak masyarakat yang belum memiliki jamban, listrik, dan rumah layak huni.

"Syukur Alhamdulillah desa kami mendapat pendampingan dari Biro Umum, semoga desa kami menjadi lebih maju dan masyarakat jadi sejahtera," katanya.

Baca juga: Petani Purworejo jual hasil tani melalui jaringan digital

Mujoko juga secara khusus berterima kasih kepada Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang telah menginisiasi program "Satu OPD Satu Desa Binaan", dan dirinya berharap dengan program itu maka akan banyak desa di Jateng yang semakin maju.

Di lain sisi, Kepala Biro Umum Setda Provinsi Jateng Edy Supriyatna menambahkan, program "Satu OPD Satu Desa Binaan" merupakan arahan Gubernur Ganjar Pranowo guna mengentaskan kemiskinan di Jateng.

"Kami melaksanakan perintah Bapak Gubernur dengan memulai kegiatan pendampingan di Desa Tlogoguwo Kaligesing ini. Disini masih banyak hal yang perlu diselesaikan seperti persoalan jambanisasi, rumah tidak layak huni, listrik, kesehatan dan lainnya," ujarnya.

Pihaknya juga menggandeng sejumlah satuan kerja perangkat daerah (SKPD) terkait dan dibantu jajaran TNI untuk melaksanakan program pendampingan.

Dalam bulan ini, program-program itu akan dikerjakan dan ditargetkan rampung dalam waktu singkat.
 
"Bulan ini kami akan bangun 10 unit jamban sehat dan dua rumah tidak layak huni. Nanti akan kami lanjutkan dengan pembangunan jamban sebanyak 10 unit tiap bulannya hingga 2019, targetnya sampai akhir tahun ada 50 jamban yang dibangun," katanya.

Terkait pembangunan rumah pada tahun ini, lanjut Edy, juga sudah teragenda pembangunan enam rumah tidak layak huni (RTLH) yang semuanya menggunakan dana desa dan bantuan Disperakim.

"Kami targetkan pada 2020 program jambanisasi sudah selesai, dan untuk program lain juga ditargetkan secepatnya rampung," ujarnya.

Pada kesempatan itu juga di serahkan bantuan berupa paket sembako dari Gubernur Jawa Tengah untuk masyarakat. Selain Biro Umum Setda Jateng, sejumlah OPD di lingkungan Pemprov Jateng juga sudah bergerak menyukseskan program "Satu OPD, Satu Desa Binaan".

Mereka saling bahu membahu menyelesaikan sejumlah program di desa binaan masing-masing dan program ini memprioritaskan 475 desa binaan di 14 Kabupaten di Provinsi Jawa Tengah.

Baca juga: Dana desa ubah wajah Desa Purworejo
Baca juga: Dua pengawas pemilu di Purworejo terima santunan

Pewarta: Wisnu Adhi Nugroho
Editor: Ridwan Chaidir
Copyright © ANTARA 2019