Brisbane (ANTARA News) - Perancang busana Adjie Notonegoro memperkenalkan batik sebagai warisan budaya asli Indonesia kepada masyarakat Selandia Baru dalam acara fesyen yang menampilkan 24 koleksi kebaya dan gaun malam rancangannya di Hotel Hyatt Auckland, Selandia Baru, pekan lalu. "Puncak acara promosi batik yang berlangsung 24 April lalu itu dihadiri sekitar 300 orang, termasuk Menteri Pendidikan dan Menteri Urusan Etnik Chris Carter, beberapa anggota parlemen, komunitas perancang busana, dan kalangan pengusaha distributor tekstil," kata Kabid Penerangan KBRI Wellington, Sekretaris I Tri Purnajaya. Di akhir pergelaran fesyen yang dibawakan 10 orang peragawati Indonesia, termasuk Catherine Wilson, itu, Adjie mendapat sambutan meriah dari ratusan orang pengunjung, katanya dalam keterangan persnya yang diterima ANTARA di Brisbane, Senin. Acara fesyen hasil kerja sama KBRI Wellington dengan sejumlah pihak di Selandia Baru, termasuk perancang kenamaan, Kevin Berkahn, itu dilangsungkan di Auckland sebagai kota terbesar dan pusat perdagangan di negara itu. "Dubes Amris Hassan juga mengungkapkan acara `fashion show` ini juga merupakan salah satu rangkaian persembahan KBRI untuk menyambut peringatan 50 tahun hubungan diplomatik RI-Selandia Baru," katanya. Acara yang dihadiri Dubes dan istri serta beragam kalangan masyarakat Indonesia dan Selandia Baru itu diliput secara luas oleh berbagai media cetak dan elektronika setempat. Di antara media yang meliput itu adalah TV1, TV3, dan The NZ Herald, katanya. Hampir setahun lalu, tepatnya pada 4 Mei 2007, Adjie Notonegoro juga menggelar acara yang sama di Canberra, Australia. Adjie juga mendapat sambutan meriah dari para pengunjung acara fesyen yang mengusung tema "Batik: Warisan Indonesia" itu. (*)

Pewarta:
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2008