Jakarta (ANTARA News) - Kelompok musik asal Yogyakarta, "Kua Etnika", berkolaborasi dengan komposer Purwanto akan menggelar konser berjudul "Vertigong" di Jakarta dan Yogyakarta, yang memadukan musik jazz dan musik tradisi Jawa dengan bintang tamu Trie Utami, Djaduk Ferianto, dan Christopher Abimanyu. "Selama ini, kelompok musik Kua Etnika begitu identik dengan sosok Djaduk Ferianto. Padahal, Kua Etnika adalah sebuah kelompok di mana banyak individu tumbuh. Setiap individu yang terlibat di dalamnya, diberi peluang yang sama untuk mengekspresikan gagasan-gagasan musiknya," ujar Djaduk Ferianto dalam rilis yang diterima ANTARA News di Jakarta, Selasa. Djaduk mengatakan, pada konser "Vertigong" kali ini Kua Etnika tampil secara utuh, tidak mengedepankan sosoknya sebagai salah satu perintis berdirinya kelompok ini. Gagasan dan orientasi penciptaan setiap komposisi musik dalam "Vertigong" digulirkan oleh Purwanto, sedangkan sebagai sebuah komunitas musik, Kua Etnika memberi wadah dan bentuk untuk mewujudkannya. Konser Vertigong di Jakarta akan berlangsung di Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki, pada 7 dan 8 Mei mendatang. Sedangkan di Yogyakarta akan berlangsung pada 14 Mei di Gedung Societet, Taman Budaya Yogyakarta. Djaduk mengatakan, ruh atau nafas dari konser kali ini tidak lepas dari keberadaan Purwanto yang termasuk salah satu perintis berdirinya Kua Etnika. "Ia banyak memberikan kontribusi kreatif dan karakter yang mewarnai pertumbuhan musik Kua Etnika. Ia boleh dibilang memiliki basis musik Jawa yang kental yang akan mewarnai konser musik Vertigong," ujar Djaduk. Sementara itu, Purwanto, pria kelahiran Gunungkidul 1967, mengatakan bahwa sebagai orang Jawa tulen, maka ada dalam dirinya sejumlah kegelisahan ketika jiwanya mulai bersentuhan dengan lingkungan lain. Lingkungan sosial yang berubah dan pergaulan yang makin intens dengan sumber budaya lain, membuat dirinya berada pada ambang indentitas untuk mempertanyakan "kejawaannya". "Saya mempertanyakan itu tidak dengan gugatan, tetapi dengan sikap yang mencoba adaptatif. Mungkin ini prinsip saya sebagai orang Jawa, yang memang dalam pertumbuhan budayanya bersifat asimilatif yakni melebur dan membaurkan unsur pengaruh luar untuk diolah menjadi bagian dirinya," kata Purwanto. Purwanto menyelesaikan studi formalnya di Sekolah Menengah Karawitan Indonesia (SMKI) hingga mengambil gelar sarjana kerawitan di Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta. Ia pernah tampil di Jak Jazz bersama Djaduk Ferianto dan Aminoto Kosim, juga dengan kelompok Pata Master, musisi Jazz dari Koln-Jerman. Purwanto turut membidani lahirnya Kua Etnika bersama Djaduk Ferianto, Butet Kartaredjasa, dan Indra Tranggono. Mereka memiliki kesamaan pandang perihal perlunya satu komunitas seni yang mampu menjadi oase bersama untuk mengolah gagasan-gagasan kreatif. Beberapa konser Kua Etnika selama ini juga memberi kesempatan para pemusik-komposer seperti I Nyoman Cauw dan Fredy Pardiman, untuk menampilkan karya-karya mereka. "Pada konsernya kali ini, Kua Etnika berupaya semakin mempertegas dirinya sebagai kelompok musik yang terbuka, dengan mengusung karya-karya pemusik-komposer Purwanto," demikian ujar Djaduk. (*)

Pewarta:
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2008