Jakarta (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menginstruksikan kepada semua jajaran pemerintah baik pusat maupun daerah untuk melakukan penghematan penggunaan energi sebagai salah satu upaya menghadapi meningkatnya harga minyak dunia yang membebani APBN.
"Saya instruksikan pada semua instansi pemerintah untuk melakukan efisiensi dalam penggunaan bahan bakar kendaraan dinas, listrik termasuk pendingin udara," kata Presiden dalam pidatonya yang disampaikan di Jakarta Rabu malam melalui jaringan televisi nasional.
Selain menginstruksikan penghematan pada instansi pemerintah, Presiden juga mengimbau agar masyarakat juga melakukan penghematan penggunaan energi.
"Saya meminta tempat-tempat hiburan dan juga pusat perbelanjaan dapat melakukan efisiensi untuk penghematan serupa. Konsumsi bahan bakar kendaraan dinas maupun pribadi juga perlu dibatasi," tegas Kepala Negara.
Bila semua pihak mau bekerja sama untuk menghadapi masalah energi yang dihadapi saat ini, Presiden menyatakan keyakinannya bangsa Indonesia dapat melalui masa-masa yang sulit seperti saat ini.
Selain masalah energi, dalam pidatonya Presiden juga mengatakan masalah lain yang saat ini sedang dihadapi baik oleh Indonesia maupun negara-negara lainnya adalah kenaikan harga pangan.
"Saat ini kita mulai merasakan dampak kenaikan harga pangan. Untuk jangka pendek pemerintah telah melakukan kebijakan stabilisasi pangan," tuturnya.
Untuk jangka menengah dan panjang, Kepala Negara menyatakan kebijakan untuk mendorong produksi pangan harus dilakukan.
Peningkatan produksi pangan, menurut Kepala Negara dapat dilakukan dengan optimalisasi lahan-lahan yang masih terlantar. Karenanya Presiden Yudhoyono meminta pemerintah daerah dan juga pusat untuk lebih serius mendorong peningkatan produksi pangan.
"Kita jangan hanya mengandalkan pertanian reguler namun juga pertanian dalam skala besar," paparnya.
Jadikan peluang
Pada bagian lain pidatonya, Kepala Negara mengajak semua pihak agar tidak menjadikan krisis energi dan krisis pangan sebagai masalah semata-mata, namun dapat melihatnya sebagai peluang.
"Produksi beras pada tahun lalu sangat baik dan bila tidak ada aral melintang produksi tahun ini bisa surplus. Saya harapkan hal itu bisa kita lakukan pada produk pangan kita lainnya," kata Presiden.
Tak hanya mengais peluang di bidang pangan, Presiden juga menegaskan agar potensi tambang Indonesia dioptimalkan dengan tetap memperhatikan lingkungan.
"Pertamina saya harapkan dapat menindaklanjuti situasi ini dan bila bekerja sama dengan swasta lokal maupun luar negeri tetap memperhatikan azas keadilan untuk rakyat," tegasnya.
Di akhir pidatonya, Kepala Negara menyatakan situasi yang dihadapi bangsa tidaklah mudah dan mengharapkan pengertian serta dukungan semua pihak untuk bersama-sama menyelesaikan masalah yang ada.
"Dalam situasi seperti ini seharusnya kita bisa lebih kompak. Pemerintah akan terus berusaha untuk mencari solusi yang tepat mengatasi masalah ini," kata Presiden.(*)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008