Mogadishu (ANTARA News) - Pasukan perdamaian Uganda , Kamis terhindar dari ledakan bom di pinggir jalan dekat konvoi mereka di ibukota Somalia, Mogadishu, kata para saksi mata yang dikutip AFP. Bom itu meledak beberapa saat setelah konvoi itu lewat menuju bandara internasional yang dijaga ketat di Mogadishu selatan, kata Ahmed Hassan Mukhtar, seorang sopir. "Ledakan itu terdengar sangat jauh," katanya. "Saya melihat tiga kendaraan lapis baja pasukan perdamaian Uni Afrika itu melewati lokasi tersebut sebelum ledakan itu terjadi," kata Asha Abdi, seorang penduduk. Ia mengatakan, melihat tidak ada korban. Paling tidak 2.300 tentara Uni Afrika--- 1.600 tentara Uganda dan 700 tentara Burundi-- digelar di Mogadishu untuk membantu pemerintah peralihan negara itu. Uni Afrika sejauh ini gagal mencapai target 8.000 tentara perdamaian sejak mereka mulai digelar Maret tahun lalu. Awal bulan lalu, seorang personel pasukan perdamaian Burundi tewas setelah seorang pembom mobil bunuh diri menyerbu sebuah kamp tentara di Mogadishu selatan. Kelompok perlawanan Islam Shabab sebelumnya mengaku bertanggungjawab atas serangan-serangan terhadap pasukan keamanan serta tentara Somalia dan Ethiopia. Pasukan Somalia yang didukung tentara Ethiopia menggulingkan gerakan Islam yang memerintah negara itu dari Somalia selatan awal tahun lalu. Serangan di Mogadishu itu terjadi setelah para pemimpin Islam Moalim Aden Hashi Ayro dan Sheikh Muhyadin Omar dan delapan orang lainnya tewas di Somalia tengah dalam satu serangan udara yang menurut kelompok pejuang Islam itu dilakukan militer AS. Pemerintah Somalia mengatakan Ayro yang pernah mendapat pelatihan di Afghanistan itu adalah pemimpin Al Qaeda di Somalia. Negara Afrika itu dilanda aksi kekerasan sejak disingkirkannya diktator Mohamed Siad Barre tahun 1991 yang mengakibatkan negara itu dilanda pergolakan kekuasan berdarah dan sejumlah usaha untuk memulihkan keamanan gagal. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2008