Surabaya, (ANTARA News) - "Electronic Health" (e-Health) diharapkan dapat menjadi alternatif solusi layanan kesehatan baik di daerah pelosok maupun di daerah pinggiran yang belum mendapatkan layanan kesehatan secara memadai. "Saat ini masih terjadi disparitas layanan kesehatan di perkotaan dan di daerah. Mudah-mudahan `e-health` yang digagas Menkominfo dapat tersolusikan dengan kemajuan teknologi informasi itu," kata Ketua Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (Persi) Jatim, dr Slamet R Yuwono DTMH MARS, di Surabaya, Selasa. Saat pembukaan pelatihan internet untuk tenaga medis dan paramedis rumah sakit dan Puskesmas di Surabaya, ia mengatakan, selama ini masih ada tenaga kesehatan terkonsentrasi di daerah perkotaan, justru kurang di pelosok dan pinggiran. Karena itu, dengan dukungan teknologi informasi dapat dikembangkan "telemedicine", sehingga layanan kesehatan di daerah dapat ditingkatkan. Pemanfaatan kemajuan teknologi informasi itu, juga dapat menekan membludaknya jumlah pasien ke rumah sakit besar yang mestinya hanya menangani pasien dengan tingkat kesulitan tertentu. Saat ini, RSUD Dr Soetomo yang hanya berkapasitas melayani 1.500 per hari, tapi realitanya ada sekitar 3.000 pasien per hari. Padahal, sebagian pasien itu mestinya dapat ditangani di rumah sakit atau Puskesmas terdekat, katanya. Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya, dr Esty Martiana Rachmie, mengemukakan bahwa Dinas kesehatan sejak tahun lalu telah mengembangkan teknologi informasi di tingkat Puskesmas. "Dari 53 Puskesmas di Surabaya, tahun lalu sudah lima Puskesmas yang mengembangkan IT dan diharapkan tahun ini seluruh Puskesmas sudah memanfaatkan IT," katanya menambahkan. (*)

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2008