Jakarta (ANTARA News) - Empat provinsi di Kalimantan meminta pemerintah pusat serius menangani defisit listrik, jalan trans Kalimantan dan pembangunan daerah perbatasan dengan negara lain, karena ketiga hal tersebut sangat mendesak untuk meningkatkan pembangunan dan kesejahteraan masyarakat setempat. "Ini adalah hasil musyawarah perencanaan pengembangan (musrembang) regional untuk disampaikan ke musrembang nasional. Empat provisi adalah Kalimantan Tengan, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan dan Kalimantan Timur," kata Gubernur Kalteng Teras Narang, di sela Musrembang Nasional di Jakarta, Selasa. Usai acara yang dibuka Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tersebut, Teras Narang didampingi oleh Gubernur Kalsel Rudy Ariffin dan Wagub Kalbar Christiandy S, mengatakan, empat provinsi sepakat menamakan diri "Kalimantan Bersatu". Kalimantan bersatu, katanya, dalam memperjuangkan terpenuhi kebutuhan listrik. "Kami mempunyai tekad bersama dalam rangka mengatasi masalah listrik," katanya. Kalimantan, katanya, bersatu juga untuk menyelesaikan jalan trans Kalimantan sepanjang 3.300 km, sesuai dengan komitmen Departemen Pekerjaan Umum. "Kami mengharapkan selesai pada tahun 2009," katanya. Teras Narang mengatakan, trans Kalimantan tersebut merupakan jalan nasional sehingga ditangani oleh pemerintah pusat. Penyelesaian jalan dengan anggaran biaya Rp3,9 triliun tersebut, katanya, adalah sudah menjadi komitmen Departemen Pekerjaan Umum. Saat ini, katanya, sudah terbangun jalan antara Kaltim-Kalsel dan Kalseng-Kalteng namun belum sempurna. Namun jalan Kalteng-Kalbar masih memerlukan pekerjaan besar. Ia meminta pemerintah pusat dan juga DPR untuk memperhatikan masalah tersebut. "Transportasi dan listrik perlu serius. Ini mendesak," katanya. Pada kesempatan itu, Teras Narang juga menekankan perlunya kerjasama tiga negara yang berada di Pulau Kalimantan yakni Indonesia, Malaysia dan Brunei Darussalam terkait masalah perbatasan, investasi, dan kebudayaan. "Tiga hal ini yang disampaikan pada Musrembang nasional, selain masalah lainnya seperti sumber daya manusia," katanya. Mengenai defisit listrik, Rudy Ariffin mengatakan, Kalimantan adalah gudang batu bara yang merupakan bahan bakar untuk pembangkit listrik. Oleh sebab itu, ia mengharapkan pemerintah benar-benar memperhatikan defisit listrik tersebut. "Tanpa ketersediaan listrik dan listrik yang murah maka ekonomi tidak berkembang baik," katanya. Sementara mengenai jalan trans Kalimantan, Rudy Ariffin mengatakan, bahwa empat provinsi di Kalimantan sudah lama mengharapkan terwujudnya infrastruktur tersebut untuk mempersatukan Kalimantan.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008