New York (ANTARA News) - Wakil Tetap RI untuk PBB di New York, Marty Natalegawa, Rabu, mengadakan pertemuan dengan para duta besar negara asing untuk PBB, guna membahas persiapan menuju konferensi tingkat tinggi di Roma, Italia, Juni mendatang, yang akan membahas kelangkaan pangan dan energi dunia. Pertemuan yang diadakan di kantor Perwakilan Tetap RI, New York, serta dihadiri oleh sekitar 25 dubes itu, menurut Marty merupakan tindak lanjut upaya Indonesia mendorong peranan lebih tinggi PBB dalam menangani masalah mendesak yang dihadapi dunia berkaitan dengan adanya krisis pangan dan energi. "Pertemuan ini bukan membahas masalah substansi krisis pangan, tapi lebih kepada proses memetakan peranan PBB dalam masalah ini berkaitan dengan pertemuan yang akan berlangsung di Roma," ujarnya. Pertemuan yang dimaksud Marty adalah konferensi dunia soal keamanan pangan yang akan diadakan Badan PBB untuk Pangan Dan Pertanian (FAO) di Roma pada 3 hingga 5 Juni 2008. KTT soal pangan itu sendiri diumumkan Sekjen PBB Ban Ki-moon di Bern, Swiss, akhir April lalu usai mengadakan rapat dengan para kepala seluruh lembaga di bawah PBB guna membahas masalah pangan dunia. Beberapa minggu sebelumnya, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono melayangkan surat kepada Sekjen Ban Ki-moon, yang antara lain menyatakan harapannya agar PBB dapat segera menyelenggarakan pertemuan tingkat kepala negara/pemerintahan untuk menangani krisis pangan dan energi. Pada pertemuan hari Rabu, ujar Marty, para duta besar memiliki pandangan yang sama dengan Indonesia, bahwa PBB perlu menjalankan peranan dalam menangani masalah pangan dan energi dunia dengan pendekatan yang komperhensif, terkoordinasi dan berkelanjutan. "Konferensi di Roma nanti merupakan langkah pertama. Tapi perlu ada juga peranan PBB sebelum dan sesudah Roma karena masalah pangan kan harus memiliki penanganan dalam jangka pendek, menengah dan panjang," katanya. Indonesia dan berbagai negara lainnya juga menekankan tentang perlunya koordinasi antara Gugus Tugas PBB untuk Krisis Pangan Global --yang dibentuk pada pertemuan Bern dan dipimpin oleh Sekjen PBB-- dengan negara-negara anggota PBB lainya. "Bagaimanapun yang akan menindaklanjuti langkah-langkah yang dihasilkan oleh gugus tugas itu dalam menangani masalah pangan adalah negara-negara anggota PBB. Karena itu perlu terus ada koordinasi," kata Marty lagi. Selain oleh para duta besar negara asing untuk PBB, pertemuan hari Rabu juga dihadiri oleh Wakil Sekjen PBB untuk Urusan Kemanusiaan, John Holmes. Holmes sendiri disebut-sebut baru tiba di New York dari Jenewa, Swiss pada Selasa (5/5) petang. "Beliau tadi hadir. Ini menunjukkan apresiasi PBB terhadap upaya-upaya yang kita lakukan untuk mendorong dunia internasional bersama-sama menangani masalah krisis pangan," kata Marty. Sementara itu, Marty mengungkapkan bahwa Sekjen PBB sendiri telah mengirimkan undangan kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk menghadiri pertemuan tingkat tinggi di Roma sekaligus undangan untuk menghadiri Sidang Majelis Umum PBB di New York pada September nanti dengan tema utama tentang target-target pembangunan milenium (MDGs). (*)

Copyright © ANTARA 2008