Jakarta (ANTARA News)- Perum Pegadaian menunda penerbitan obligasi ke-13 yang tadinya dijadwalkan Juni tahun ini, karena kondisi ekonomi yang makin melambat akibat gejolak kenaikan harga minyak mentah dunia. "Gejolak kenaikan harga minyak mentah merupakan faktor utama mengakibatkan pertumbuhan ekonomi melambat, karena itu Pegadaian yang semula berencana menerbitkan obligasi ke-13 untuk sementara menundanya," kata Dirut Perum Pegadaian, Chandra Purnama kepada pers usai penyerahan jabatan dari jajaran direksi lama ke direksi baru di Jakarta, Jumat. Ia mengatakan, Pegadaian akan mencari alternatif lain untuk memenuhi permintaan nasabah terutama kebutuhan dana menjelang ajaran baru periode 2008/2009 Juni mendatang. Pegadaian kemungkinan akan mencari pinjaman dari perbankan, khususnya dari Bank Mandiri dan Bank BRI yang siap memberikan bantuan dana berapa pun besarnya. "Kami akan mendapat dukungan dari dana Bank Mandiri sebesar Rp3 triliun dan dari BRI sebesar Rp1 triliun untuk meningkatkan ekspansi pada tahun ini," tuturnya. Chandra Purnama yang didampingi sejumlah direksi baru mengatakan, potensi pasar Pegadaian masih cukup besar untuk digarap lebih baik, karena perusahaan atas terus melakukan perbaikan dan memberikan pelayanan yang lebih prima. Kalau bisa di setiap perumahan, akan dibuat kantor cabang Pegadaian dalam upaya memenuhi kebutuhan nasabah yang sangat besar, ucapnya. Pasar yang besar ini, menurut dia harus direspon dengan meningkatkan segala daya dan upaya sehingga brand Pegadaian merupakan salah satu faktor konsumen untuk mencari dana pinjaman yang lebih cepat dan terpercaya. "Kami optimis dengan perbaikan-perbaikan yang terus dilakukan, maka Pegadaian akan menjadi pegangan masyarkat untuk mencari pinjaman dana murah," ucapnya. Ditanya mengenai status Perum, menurut dia masih dalam proses untuk menjadi PT Pesero, namun belum bisa dipastikan apakah Pegadaian akan bisa menawarkan saham perdana (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun depan. "Kami selaku jajaran direksi hanya menunggu kemauan dari pemilik (pemerintah), apabila pemerintah menginginkan Pegadaian untuk menjadi pesero, maka Pegadaian akan dapat melakukan IPO," katanya. Jadi IPO harus dibicarakan lagi ke Meneg BUMN dengan mendorong proses Perum ke Pesero bisa berjalan lebih cepat, ujarnya. Direksi Baru Jajaran direksi baru Perum Pegadaian dilantik pada 6 Mei 2008 oleh Deputi Bidang Usaha Perbanakn dan Jasa Keuangan Kementerian BUMN, Parikesit Suprapto. Dirut Perum Pegadaian baru dijabat oleh Chandra Purnama menggantikan Deddy Kusdedy, Direktur Umum Sumanto Hadi menggantikan Syafril Ruslim dan Direktur Operasi Ketut Sethyon diganti ole Moch. Eddy Prayitno, sedangkan Direktur Keuangan tetap dipegang oleh Budiyanto ditambah Direktur Pengembangan Usaha Wasis Djuhar. "Saya baru tiga hari mengenal Pegadaian dan mempelajari liku-liku usaha, baik visi maupun misi dan akan berusaha mengembangkan hal-hal baru yang lebih inovatif sehingga Perum Pegadaian akan tetap eksis dalam bisnisnya," kata Chandra Purnama. (*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008