Bandung (ANTARA News) - Untuk melampiaskan kekecewaanya dan protes kerasnya, Inu Kencana Syafiie, mantan Dosen IPDN yang vokal mendobrak tradisi kekerasan di kampus pencetak birokrat itu, nekat mengirim surat kepada Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono, Jumat. Kepada wartawan di Bandung, Jumat sore, Inu mengatakan, dengan surat tersebut, dirinya meminta agar tetap ditugaskan di Jatinangor guna mengawal IPDN dari jurang kebobrokan dan kehancuran. Inu mengaku, surat tersebut dilayangkan menyusul turunnya surat keputusan tentang kepindahan untuk bertugas sebagai pejabar eselon III di lingkungan Depdagri. "Saya yakin bapak presiden akan menyetujui permintaan saya melalui surat itu. Karena presiden beberapa waktu lalu sudah menyatakan, ke depan di IPDN tidak ada kekerasan lagi," papar Inu Kencana. Inu mengatakan, surat itu dikirimkan Jumat ini (9/5) dan langsung ditujukan kepada Presiden SBY, karena hanya presiden yang bisa kembali memutuskan dirinya untuk tetap bertugas sebagai dosen di Kampus IPDN. "Isi surat itu tidak banyak, hanya berisi permohonan diri saya agar tetap ditugaskan di Jatinangor untuk mengawal IPDN dari segala penyimpangan dan kekerasan yang dan terjadi kembali dikemudian hari," ungkapnya dengan nada berapi-api. Inu mengatakan, jika surat yang dikirimnya tidak mendapat jawaban positip sesuai dengan harapannya dari presiden, kemungkinan putusan berat yang harus diambilnya, yakni mengundurkan diri sebagai PNS terpasa ditempuhnya. "Saya bersedia dipindahtugaskan ke Depdagri, setelah kondisi IPDN kembali normal, tidak ada lagi korupsi, kekerasan, seks bebas dan penyalahgunaan narkoba, serta bentuk penyimpangan lainnya," tandas Inu.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008