Jakarta (ANTARA News) - Duta Besar Iran untuk Indonesia, Behrooz Kamalvandi, mengatakan, negaranya mentargetkan nilai perdagangan kedua negara minimal satu persen dari total nilai perdagangan Indonesia dengan negara-negara lain. Misalnya, Indonesia memiliki nilai perdagangan internasional US$200 miliar maka Iran akan mengusahakan satu persen dari nilai tersebut atau US$2 miliar merupakan nilai perdagangan kedua negara, kata Behrooz kepada Antara di Jakarta, Sabtu. "Saat ini, nilai perdagangan antara Indonesia dan Iran baru mencapai US$400 juta atau sekitar satu per empat dari target kami," kata Dubes yang didampingi oleh Atase Pers Kedutaan Basar Iran, A. Yazdaninia. Menurut Behrooz, untuk memenuhi target tersebut pihaknya akan terus bekerja keras antara lain dengan mencapai kesepakatan-kesepakatan kerjasama proyek-proyek besar antara kedua negara. Dia menjelaskan Iran dan Indonesia telah mencapai dua kesepakatan kerjasama proyek besar yaitu, pembangunan kilang minyak di Propinsi Banten, Indonesia, dengan nilai investasi US$ 6 miliar. "Yang kedua adalah pembangunan pabrik pupuk yang dikenal dengan proyek Hengam di bagian selatan Iran. Pada tahap pertama, nilai investasinya mencapai US$700 juta. Kedua negara sepakat masing-masing menyumbangkan 50 persen dari angka tersebut," katanya. Berdasarkan kesepakatan, Iran telah menyatakan akan memasok antara 150.000 - 180.000 barel per hari untuk Indonesia dari kilang minyak di Banten atau 12 persen - 14 persen dari kebutuhan minyak Indonesia secara keseluruhan, katanya. Dubes menyatakan, langkah tersebut juga diambil dalam upaya membantu Indonesia menghadapi krisis energi yang kini tengah melanda dunia. "Sebagian produksi kilang minyak ini akan di ekspor ke Iran dengan nilai sekitar dua miliar dolar per tahun," kata Dubes. Pembangunan kilang minyak di Banten yang merupakan kerjasama antara kedua pemerintah itu diperkirakan selesai tahun 2012. Dubes menjelaskan, tiga negara akan terlibat dalam penanaman modal di proyek kilang minyak di Banten, yaitu, Indonesia dengan saham sebesar 40 persen, Iran (40 persen) dan Malaysia (20 persen). Mengenai proyek pabrik pupuk Hengam, Iran diperkirakan akan mengekspor satu juta ton pupuk dari total produksi pabrik tersebut ke Indonesia per tahun, katanya. Selain minyak dan pupuk, Iran juga memasok gas dengan harga murah ke Indonesia untuk jangka panjang, tutur Dubes yang lebih lanjut mengatakan, upaya lain yang dilakukan kedua negara untuk meningkatkan hubungan bilateral adalah mengadakan kerjasama di bidang teknologi. Menurut Dubes, Indonesia dan Iran masih memiliki peluang-peluang besar yang belum tergarap, karen itu negaranya akan terus berupaya mencapai kesepakatan-kesepakatan kerjasama untuk memanfaatkan peluang-peluang tersebut. Kedua negara saat ini tengah menikmati hubungan harmonis terutama setelah Indonesia menunjukan sikap abstain pada pemungutan suara oleh Dewan Keamanan PBB pada Maret 2008 mengenai resolusi yang memberi sangsi tambahan kepada Iran berkenaan dengan program nuklirnya. (*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008