Jakarta, 13 Mei 2008 - PT Antam Tbk (IDX:ANTM;ASX:ATM) dan Jindal Stainless Limited hari ini telah menandatangani Joint Venture Agreement (JVA) untuk membangun fasilitas peleburan nikel dan stainless steel di Konawe Utara, Sulawesi Tenggara. Kepemilikan Antam dalam proyek tersebut adalah sebesar 55% dan Jindal sebesar 45 persen. Untuk tahap awal proyek ini direncanakan akan memiliki kapasitas sebesar 20.000 tonnes per annum (tpa) nikel dalam feronikel dan sekitar 250.000 tpa untuk stainless steel yang sebagian besar berupa high quality stainless steel seri 300. Berdasarkan rencana survei pasar yang akan dilakukan segera, produk akhir dapat berupa stainless steel slabs atau stainless steel long products. Kontribusi Antam pada proyek ini akan berupa keahlian dalam pertambangan dan pemrosesan nikel serta pengetahuan dan pengalaman domestik sementara Jindal akan berkontribusi dalam pemrosesan stainless steel dan pengalaman pemasaran serta jaringan pemasaran global bagi penjualan dan distribusi untuk produk perusahaan patungan. Proyek terintegrasi tersebut akan memproses bijih nikel yang berasal dari konsesi Antam di lokasi Mandiodo yang memiliki kadar nikel rata-rata 1,5%. Selain fasilitas pengolahan nikel dan stainless steel, pada proyek tersebut akan dilengkapi dengan pembangkit listrik bertenaga batubara, sarana pengolahan air, pelabuhan serta infrastruktur lainnya termasuk sarana perumahan bagi karyawan. Proyek ini diperkirakan akan menjadi proyek pertama di dunia dimana pabrik pemrosesan stainless steel berlokasi sama dengan pabrik nikel dan tambang. Rencana ini dapat berdampak pada penghematan biaya yang signifikan serta diperkirakan memiliki daya saing yang tinggi. Total investasi diperkirakan sebesar US$700 juta yang akan dibiayai dari kombinasi ekuitas dan hutang yang optimum. Tim bersama dari kedua perusahaan akan dibentuk dalam rangka pendirian perusahaan patungan dengan nama PT Antam Jindal Stainless Indonesia. Aktivitas konstruksi proyek diperkirakan bisa dimulai pada awal tahun 2009 sementara commissioning diharapkan akan dilaksanakan pada pertengahan tahun 2011. Bagi Antam, proyek ini merupakan bagian dari strategi bisnis dalam hal diversifikasi produk untuk meningkatkan nilai bagi pemegang saham. Proyek ini juga membantu pengembangan industri Indonesia seiring dengan pemrosesan komoditas di dalam negeri serta pada akhirnya menciptakan nilai tambah yang maksimum dibandingkan dengan hanya melakukan ekspor bijih. Demikian pula untuk Jindal yang telah beberapa tahun mengoperasikan Stainless Steel Cold Rolling Complex di Indonesia, pengembangan proyek ini merupakan bagian dari strategi bisnis Jindal untuk menjadi salah satu pemain utama dalam industri stainless steel global.

Pewarta:
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2008