Jakarta (ANTARA News) - Kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di pasar spot antar-bank Jakarta pada Selasa sore naik tipis tujuh poin menjadi Rp9.243/9.250 per dolar AS dibanding penutupan hari sebelumnya Rp9.250/9.261. Direktur Retail Banking PT Bank Mega Tbk, Kostaman Thayib, di Jakarta menilai bahwa rupiah menguat akibat para pelaku pasar membeli rupiah kembali, setelah sentimen negatif hari sebelumnya dengan adanya aksi demo mahasiswa yang menentang kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) tidak berlanjut. Pemerintah berencana menaikkan BBM sebesar 30 persen pada akhir bulan ini dalam upaya menjaga defisit anggaran yang berlangsung. "Namun, aksi beli rupiah oleh pelaku pasar relatif tidak besar, sehingga kenaikan rupiah juga masih kecil," katanya. Rupiah, lanjut dia, kenaikan itu juga didukung oleh masuknya Bank Indonesia (BI) ke pasar melepas dolar AS untuk mendorong rupiah menguat lebih baik lagi. "Kami optimis upaya BI untuk menjaga rupiah sehingga bergeraknya masih berada dalam kisaran yang sempit," katanya. Menurut dia, BI masuk ke pasar mempertahankan rupiah agar tetap berada dalam kisaran antara Rp9.250 sampai Rp9.260 per dolar AS. Pasar juga masih menunggu keluarnya data indikator ekonomi AS terutama data penjualan retail AS yang cenderung melemah, ujarnya. Ia mengatakan, rupiah juga mendapat dukungan dengan membaiknya bursa Wall Street yang memicu bursa regional menguat, seperti indeks Nikkei Jepang yang membaik. "Kami memperkirakan rupiah pada hari berikut akan kembali membaik apabila aksi demo juga tidak terjadi yang mendorong pelaku pasar merasa aman untuk masuk pasar dan membeli rupiah," ucapnya. Sementara itu, dolar AS di pasar Asia berada dalam kisaran sempit karena pasar menunggu pidato Ketua bank sentral AS (The Fed) mengenai kesehatan ekonomi AS. Dolar AS pada penutupan pasar mencapai 103,82 di Tokyo stabil dibanding pasar New York Senin lalu. Euro juga bertahan terhadap dolar AS pada 1,5546 dolar AS dan yen pada 161,38. Pelaku pasar sedang menunggu dan mendengarkan apakah Bernanke akan berbicara mengenai berkurangnya resiko itu atau keterpurukan itu sudah usai. Pelaku juga sedang mengamati perkembangan di pasar Asia, setelah gempa bumi terjadi di China yang menimbulkan korban sekitar 10.000 orang. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2008