Mamuju (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mendukung kebijakan Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) yang melakukan program percepatan pembangunan daerah provinsi ke-33 di Indonesia. "Saya mendukung kebijakan gubernur Sulbar dan para pimpinan di daerah ini untuk melakukan program percepatan pembangunan daerah Sulbar," kata Kepala Negara pada kunjungan kerjanya di Mamuju, Provinsi Sulbar, Selasa. Oleh karena itu, Presiden Yudhoyono minta Gubernur Sulbar agar mengkoordinasikan dengan Menko Kesra dan Bappenas untuk mensinkronkan kebutuhan anggaran, baik dari APBN, APBD provinsi maupun APBD kabupaten, untuk mewujudkan program percepatan pembangunan daerah ini. Presiden mendukung program percepatan pembangunan daerah Sulbar karena potensi kekayaan sumber daya alam yang ada di daerah pemekaran dari Provinsi Sulawesi itu cukup kaya. "Sulbar tidak akan tertinggal lagi, kalau potensi sumber daya yang ada di sini dikelola dengan baik, tapi syaratnya, seluruh pemimpin mulai gubernur sampai kepala desa, bahkan pemimpin di masyarakat harus mau bekerja keras untuk membangun daerah ini, agar bisa maju dan sejahtera," ujarnya. "Jangan sia-siakan kesempatan ini, tapi harus diolah kekayaan sumber daya alam yang ada di daerah ini, tanpa merusak lingkungan dan harus hemat untuk generasi mendatang, ujar Yudhoyono lagi yang disambut tepuk tangan dari sekitar 7.000 peserta undangan yang hadir di Lapangan Merdeka Mamuju. Potensi Sulbar Sebelumnya, Gubernur Sulbar, Anwar Adnan Saleh, melaporkan potensi kekayaan sumber daya alam di daerahnya antara lain sektor pertanian, khususnya lahan pertanian padi memiliki luas sekitar 56.000 ha dengan tingkat produksi sekitar 312.000 ton per tahun, bahkan daerahnya masih terjadi beras sekitar 86.000 ton. Selain itu, perkebunan kakao yang luasnya 150.000 ha dengan tingkat produksi 90.000 ton/tahun, yang sebagian besar dimiliki rakyat sekitar 65 persen dari jumlah penduduk Sulbar sekitar 1,9 juta jiwa. Pemprov Sulbar menggalakkan gerakan pembaharuan kakao untuk meningkatkan produksi dan kualitas hasil dari 0,6 ton menjadi 2,5 - 3 ton/ha, sekaligus untuk mendorong peningkatan ekspor kakao Indonesia. Sulbar juga memiliki potensi tambang, seperti Migas, batu bara, emas, biji besi dan nikel. Khusus tambang Migas, kata gubernur, sudah ada lima perusahaan asing yang melakukan kegiatan eksplorasi enam blok Migas di Sulbar. Potensi lainnya, lanjut gubernur, sektor perikanan yang memiliki panjang pantai di Selat Makassar sekitar 670 Km dan sektor pariwisata yang bisa menarik kedatangan wisatawan domestik dan mancanegara. Namun potensi kekayaan alam Sulbar, kata gubernur, belum dikelola dengan baik karena salah satu kendala mendasar adalah masalah keterbatasan infrastruktur, sehingga masyarakat Sulbar masih terdapat sekitar 19,03 persen warga miskin dan daerah ini masih menyandang sebagai salah satu kategori daerah tertinggal di Indonesia. "Daerah ini melimpah dengan potensi kekayaan sumber daya alamnya, tapi sebagian masyarakatnya masih hidup di bawah garis kemiskinan dan sebagian wilayahnya masih terisolir akibat dari keterbatasan infrastruktur," ujarnya. Oleh karena itu, lanjut Anwar, pihaknya telah mengusulkan pada Musrembangnas 2009 mengenai program percepatan pembangunan daerah Sulbar dengan kebutuhan dana sekitar Rp1,42 triliun. Kebutuhan dana tersebut antara lain untuk pembangunan perluasan Bandara Tampapadang untuk disinggahi pesawat berbadan besar, perluasan pelabuhan laut berskala internasional, pembenahan jalur trans Sulawesi dan pembukaan ruas jalan baru untuk membuka wilayah terisolir. "Pembangunan infrastruktur tersebut untuk mendekatkan kepentingan rakyat, terutama untuk mempermudah akses pemasaran hasil pertanian dan investasi di daerah ini," ujarnya. Presiden Yudhoyono bersama Ibu Negara Ani Yudhoyono melakukan kunjungan kerja sehari di Mamuju, didampingi Wakil Ketua MPR Aksa Makmud, dan empat menteri Kabinet Indonesia Bersatu, yakni Menko Kesra, Mendagri, Mendiknas dan Menteri Pekerjaan Umum. (*)

Copyright © ANTARA 2008