Delf, Belanda (ANTARA News) - Dura Besar (Dubes) RI untuk Kerajaan Belanda, JE Habibie, menilai bahwa mahasiswa RI yang menuntut ilmu di luar negeri harus peka terhadap permasalahan yang terjadi di tanah air. Oleh karena itu, ia mengemukakan, diangkatnya tema Pembangunan Berkelanjutan di Indonesia dalam Pertemuan Ilmiah Pelajar Indonesia (ISSM) 2008 yang berlangsung di Delf, Belanda, pada 15 Mei memperlihatkan bahwa mereka peka terhadap permasalahan yang ada di tanah air. Dalam forum Indonesian Student`s Scientific Meeting (ISSM) 2008 yang berlangsung di Delf University of Technology, Belanda, itu JE Habibie menyatakan, selama ini masalah Pembangunan Berkelanjutan di Indonesia tidak pernah terpikirkan oleh kalangan mahasiswa yang tahunya hanya menuntut ilmu di negeri orang. Dengan diangkatnya tema tersebut, maka ia menilai, mahasiswa Indonesia di luar negeri dapat lebih peka terhadap perkembangan yang terjadi di tanah air, seperti masalah kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) dan beras. Pertemuan ilmiah itu diselenggarakan Lembaga Studi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Belanda (The Institute for Science and Technology Studies/ISTECS NL) Uni Eropa (UE), serta Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) di Delf, Wageningen, Belanda, didukung KBRI Den Haag. Acara itu diikuti sekira 100 pelajar Indonesia yang datang dari berbagai negara, seperti Inggris, Jerman, India dan juga Indonesia. Sebanyak 60 makalah dan abstraksi disampaikan pelajar Indonesia dari berbagai universitas di Eropa maupun tanah air itu mendapat nilai KUM 15, bila karya ilmiah tersebut dipresentasikan, sedangkan nilai 10 untuk makalah yang diterima sebagai poster. Ketua Panitia Pelaksana ISSM 2008, Oki Muraza, mengatakan bahwa pertemuan ilmiah pelajar Indonesia di luar negeri diadakan dalam menyambut 100 tahun Kebangkitan Nasional bertemakan Pembangunan Berkelanjutan di Indonesia. Pertemuan ilmiah pelajar Indonesia di luar negeri itu juga dihadiri Atase Pendidikan KBRI di Eropa, dan diisi kegiatan sosial mengadakan kunjungan ke taman bunga Tulip yang terkenal di Keukenhof, Belanda. (*)

Pewarta:
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2008