New York (ANTARA News) - Calon presiden AS dari Partai Demokrat, Hillary Rodham Clinton, pada Selasa malam, secara telak menang dalam pemilihan awal di negara bagian West Virginia atas Barack Obama, namun kemenangannya itu tetap diragukan dapat mengalahkan saingannya tersebut secara keseluruhan. Seperti yang telah banyak diperkirakan berbagai pihak sebelumnya, Hillary -- senator dan mantan ibu negara AS -- berhasil mengumpulkan suara terbanyak dari kalangan pekerja kulit putih dan tingkat menengah di West Virginia. Dengan meraih mayoritas suara pemilih di negara bagian tersebut, Hillary diyakini akan mendapatkan porsi terbesar dari total 28 suara delegasi yang ditawarkan di West Virginia. Kendati mulai banyak dilihat berbagai pihak bahwa ia tidak akan berhasil mengalahkan Obama dalam perebutan tiket untuk menjadi kandidat presiden dari Partai Demokrat, Hillary dengan kemenangannya hari Selasa menyatakan bahwa ia justru lebih tertantang untuk menang dalam persaingan tersebut -- kendati pemilihan awal tingkat negara bagian hanya tersisa lima kali lagi. Kelima pemilihan awal itu adalah di negara bagian Kentucky dan Oregon pada 20 Mei, di Puerto Rico pada 1 Juni, dan di Montana dan South Dakota pada 3 Juni. Dan Hillary bertekad menang dalam kelima pemilihan awal yang tersisa tersebut. "Saya ikut persaingan ini karena saya yakin saya adalah calon terkuat, yang akan memimpin partai kita pada November 2008 nanti, dan presiden terkuat yang akan memimpin bangsa kita mulai Januari 2009," kata Hillary dengah penuh semangat. Berdasarkan penghitungan sementara terhadap 98 persen suara dari pemilihan di West Virgina, Hillary diperkirakan mengumpulkan 67 persen suara, sementara Obama hanya sekitar 25 persen. Berkaitan dengan kemenangan hari Selasa dan tekadnya untuk terus bertarung dalam persaingannya dengan Obama, Hillary -- yang tengah mengalami kesulitan keuangan untuk kampanye -- meminta para pendukungnya untuk menyumbangkan dana untuk keberlangsungan kampanyenya. Obama kian pede Seakan tidak terpengaruh dengan kekalahannya hari Selasa di West Virginia, Barack Obama -- yang makin menunjukkan kepercayaan dirinya untuk meraih penalonan dalam pemilihan presiden dari Partai Demokrat -- tidak terlalu menanggapi kemenangan Hillary. Ia justru terlihat lebih sibuk mengurusi "calon lawannya" nanti, John McCain, dari Partai Republik, dalam pemilihan Presiden AS bulan November mendatang. Obama, yang pada Selasa berkampanye di Cape Girardeau, negara bagian Missouri, menggambarkan keputusan John McCain untuk mencalonkan diri sebagai kandidat presiden AS tak lain adalah dalam rangka memperpanjang masa jabatan George W. Bush sebagai presiden untuk periode ketiga. "Ya itulah arti kampanye dia, menawarkan kepada rakyat Amerika Serikat periode empat tahun berikutnya dengan pendekatan yang sama yang telah membuat rakyat Amerika gagal dalam delapan tahun terakhir," demikian salah satu komentar pedas yang dikeluarkannya tentang McCain. Menurut perkiraan terakhir, hingga Selasa, Obama masih memimpin dengan perolehan 1.875 suara delegasi sementara Hillary 1.712. Obama atau Hillary setidaknya harus mengumpulkan 2.025 delegasi untuk dapat menjadi calon presiden dari Partai Demokrat. Jika menang, keduanya akan mencetak sejarah baru dalam percaturan politik di Amerika Serikat, yaitu menjadi presiden kulit hitam pertama atau presiden perempuan pertama AS. (*)

Pewarta:
Copyright © ANTARA 2008