Sidoarjo (ANTARA News) - Tekanan semburan buble ke-91 yang muncul di sebuah pabrik di Jalan Flamboyan Siring Barat Porong Sidoarjo, mengalami peningkatan yang sangat drastis. Dari pengukuran tim pengawas gas PT Fergaco Indonesia, Jumat menunjukkan gas beracun (H2S) terdeteksi 5-13 ppm (part per million), padahal sebelumnya nihil. Sedangkan untuk gas mudah terbakar mencapai 105 persen. "Ini mengindikasikan bahwa peningkatan kandungan yang ada bubble di pabrik tersebut sangat berbahaya, jika terhirup oleh manusia," kata Ketua Tim Pengawas Gas PT Fergaco Indonesia Dodi Irmawan, Jumat. Fergaco mengimbau warga atau karyawan untuk tidak mendekati titik semburan. Lokasi semburan sendiri saat ini ditutup dioteksil, semacam plastik anti bocor, dan diberi pipa cerobong berdiameter empat inci setinggi lima meter. Namun aktivitas di pabrik tersebut masih berlangsung, kendati PT Fergaco Indonesia sudah menyatakan berbahaya. Karyawan pabrik es itu tetap bekerja seperti biasanya. DP BPLS tak becus Tidak adanya penanganan serius pada semburan baru di kawasan Siring Barat yang semakin berbahaya, dituding sebagai bentuk ketidakbecusan Dewan Pengarah Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (BPLS). Anggota DPR RI dari FKB Ario Wijanarko di lokasi, Jumat mengatakan makin banyaknya semburan baru di Siring Barat, tetapi tidak upaya untuk menanganinya dan dibiarkan seperti ini. "Ini sebagai bukti nyata kalau Dewan Pengarah Menteri Pekerjaan Umum tak mampu diserahi tanggung jawab untuk menangani masalah lumpur. Lebih baik Menteri PU mundur saja dari jabatannya," katanya. Menurut dia, semburan yang banyak bermunculan di kawasan Siring Barat ini sudah tahap sangat meresahkan masyarakat setempat dan tidak boleh dibiarkan tanpa adanya penanganan secara serius. "Kami sudah tidak akan percaya lagi pada Menteri PU, kami akan langsung menghadap presiden. Jika perlu presiden kembali mengantor di Surabaya untuk melihat sendiri kondisi nyata yang terjadi di Siring Barat," katanya.(*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008