Yogyakarta, (ANTARA News) - Ratusan anggota Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) berunjukrasa menolak rencana kenaikan BBM di simpang-empat depan kantor Pos Besar Yogyakarta, Sabtu. Koordinator unjukrasa, Lutfi dalam orasinya mengatakan kenaikan harga BBM akan menambah kesengsaraan rakyat, dan bukan cara yang tepat untuk mengatasi krisis keuangan negara. "Dana kompensasi berupa Bantuan Langsung Tunai (BLT) plus yang akan diberikan pemerintah kepada rakyat, tidak akan mencukupi sebagai mengganti penderitaan rakyat akibat kenaikan harga BBM," katanya. Kenaikan harga BBM memicu naiknya harga barang serta jasa, dan menambah kesengsaraan rakyat yang selama krisis sudah menderita. "Kenaikan harga BBM, kelangkaan Sembako dan kesulitan hidup yang dialami rakyat selama ini adalah dampak diterapkannya kapitalisme sekuler, baik di bidang ekonomi dan politik," katanya. Menurut Lutfi sudah saatnya sistem kapitalisme sekuler, yang selama ini mencengkeram Indonesia dan menimbulkan kesengsaraan rakyat, ditinggalkan. "Sebagai gantinya, perlu diterapkan sistem ekonomi yang adil, yakni sistem ekonomi Islam yang berlandaskan pada syariah, dan dikelola secara mandiri. Sistem seperti itu yang akan membawa kerahmatan bagi negeri ini," katanya. Unjukrasa berlangsung tertib, dan puluhan aparat Polri berjaga-jaga di sekitar tempat itu.(*)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2008