Yogyakarta, (ANTARA News) - Mencari bayi dan memadamkan titik api adalah tugas robot peserta Kontes Robot Cerdas Indonesia (KCRI) 2008 yang digelar di Grha Sabha Pramana, Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Sabtu. Valor-1, robot karya mahasiswa Teknik Elektro Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga, berhasil naik ke tingkat dua dan berada tepat di depan boneka bayi, tetapi gagal menjatuhkan "beeper" yang akan menandai lokasi bayi. "Memang sayang sekali, karena saat latihan, kami sudah mampu menandai lokasi bayi dan memadamkan api dengan kipas yang ada di robot," kata Ferry Winata, satu dari dua anggota tim KCRI UKSW yang tampil di kategori "expert". Menurut dia, kegagalan pada saat perlombaan terjadi karena robot tidak dapat menjatuhkan beeper yang terkena lem. "Pegas untuk mendorong 'beeper' tidak kuat mendorong karena beeper terlalu lengket terkena lem. Pada mulanya, kami ingin agar beeper tidak jatuh dalam perjalanan," katanya. "Tetapi kami akan mencobanya kembali pada kesempatan berikutnya, dan mudah-mudahan berhasil." Tim UKSW melakukan persiapan sekitar lima bulan, dimulai pada Januari, untuk mengikuti kontes tersebut. "Jika dilihat dari saingan, maka tim UGM pasti menjadi saingan terkuat. Tetapi kami bertekad bisa maju ke KCRI Nasional di UI," tegasnya. Perlombaan KCRI terdiri dalam kategori wheel (beroda), leg (berkaki), "expert" dan "expert swarm". Pemenang pertandingan ialah robot yang mampu menandai lokasi bayi dan memadamkan api sebelum waktu yang ditentukan habis. Rachmat Sriwijaya, Ketua Panitia pertandingan, mengatakan jika tidak ada robot yang mampu memadamkan api atau menemukan bayi dalam jangka waktu yang telah ditentukan, maka tidak akan ada juara. Rachmat menilai teknologi robot yang ditampilkan peserta sudah cukup baik meski masih jauh dari teknologi yang berkembang di Jepang. "Tim yang tampil di sini mungkin hanya sekadar peng-hobi robot, belum ada tim yang benar-benar didampingi dosen yang memperoleh doktor di bidang robot," katanya. "Mudah-mudahan, teknologi robot yang ditampilkan pada kontes berikutnya akan semakin berkembang."(*)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2008