Beijing (ANTARA News) - Pertemuan para menteri luar negeri (menlu) ASEAN yang akan berlangsung di Singapura awal pekan depan diharapkan mampu menghasilkan hal positif yakni Myanmar bersedia membuka akses bantuan internasional bagi masyarakat yang menjadi korban bencana Topan Nargis. "Sejumlah negara asing mengharapkan agar ASEAN bisa memfasilitasi bantuan internasional kepada masyarakat Myanmar yang menjadi korban, sehingga pertemuan nanti sangat penting dan strategis," kata Menlu Hassan Wirajuda kepada pers di Beijing, Sabtu. Hal tersebut dikemukakan Menlu ketika singgah di Beijing usai melakukan kunjungan resmi ke tiga negara Asia Tengah. Menlu juga didampingi oleh 17 pengusaha nasional. Menlu selanjutnya melanjutkan perjalanan ke Singapura untuk menghadiri pertemuan dengan Menlu ASEAN membahas bantuan bencana di Myanmar. Hadir dalam keterangan pers tersebut antara lain Wakil Kepala Perwakilan RI di Beijing Mohamad Oemar, Kepala Fungsi Pelaksana Penerangan, Sosial, dan Budaya (Pensosbud) KBRI Beijing Rosmalawati Chalid, serta Sekretaris III Pensosbud KBRI Beijing Arianto Surojo. Menurut Hassan, negara-negara internasional selama ini berharap agar ASEAN bisa memfasilitasi bantuan asing yang selama ini masih belum bisa menjangkau wilayah bencana, karena adanya kesulitan sehubungan kebijakan yang dilakukan pemerintah setempat. Ditegaskannya, akses masyarakat internasional untuk memberikan kontribusi dan bantuan meringankan beban rakyat Myanmar akibat bencana topan sampai kini mengalami kesulitan. "Walaupun Myanmar menyatakan menerima bantuan dari setiap negara, tapi dalam kenyataannya bantuan itu dipilah-pilah. Seperti barangnya diterima, tapi pekerjanya tidak diterima," katanya. Selain itu pemerintah Myanmar juga memilah bantuan tersebut dari negara mana. Apabila berasal dari negara yang selama ini selalu mengkritik keras soal Myanmar, maka pemerintah setempat akan ebih hati-hati. Indonesia sendiri, kata Menlu Hassan, selama ini juga diminta untuk bisa memfasilitasi bantuan kemanusiaan yang disampaikan oleh sejumlah negara asing. "Indonesia telah menerima telepon dari Sekjen PBB, juga beberapa menlu negara asing serta PM Australia yang meminta Presiden Yudhoyono untuk bisa memfasilitasi bantuan ke Myanmar," kata Hassan. Menlu Hassan tetap merasa optimis bahwa hasil pertemuan para menlu di ASEAN pekan depan akan mampu menghasilkan solusi terbaik bagi kelancaran bantuan internasional ke Myanmar. Ia menilai bahwa Indonesia, China dan negara-negara non-blok melihat masalah yang dihadapi Myanmar adalah masalah kemanusiaan, bukan masalah yang merupakan ancaman terhadap perdamaian dan keamanan internasional. "Kita akan mencoba mengurangi pembatasan itu untuk memberi kesempatan kepada negara tetangga, terutama ASEAN, juga China dan India, untuk bisa membuka akses bagi bantuan internasional menyalurkan kepada para korban," kata Menlu Hassan.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008