Singapura (ANTARA News) - Myanmar ingin menjadi penyelenggara konferensi yang menjanjikan bantuan asing kepada para korban badai Nargis di awal bulan ini di Yangon, kata menteri luar negeri Thailand di Singapure, Senin. Noppadon Pattama mengatakan, Menteri Luar Negeri Myamnar, Nyan Win, diperkirakan akan menjelaskan kepada rekan-rekannya para menteri luar negeri dari Perhimpunan Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) mengenai usulan bagi diselenggarakannya satu pertemuan khusus di Singapura, Senin malam. Dia juga mengatakan ASEAN diperkirakan akan mengirimkan sekjennya, Surin Pitsuwan, ke Myanmar untuk menyaksikan secara langsung situasi di sana, menyusul amukan badai Nargis di negara itu dua pekan lalu. "Kami akan memberi mandat kepada Sekjen ASEAN meninjau ke sana untuk mengetahui secara langsung situasi di Myanmar, dan kami akan mendengarkan pernyataan menteri luar negeri Myanmar mengenai konferensi yang menjanjikan bantuan, yang dia inginkan akan diselenggarakan pada 22-23 Mei di Yangon," kata Noppadon kepada AFP menjelang pertemuan. "Myanmar berminat untuk menjadi tuanrumah pertemuan itu meskipun Sekjen Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB), Ban Ki-moon menginginkan agar pertemuan ASEAN-PBB mengenai bantuan itu dilakukan di Thailand, Tetapi kami mendengar dulu pendapat Myanmar," katanya. Masyarakat internasional telah menegaskan desakan terhadap rezim militer Myanmar agar segera menangani tragedi itu, yang diperkirakan menewaskan atau menghilangkan hampir 134.000, sejak bencana itu malalap Delta Sungai Irrawaddy 2 Mei. Noppadon mengatakan, dia optimistis mengenai pertemuan Senin yang diselenggarakan oleh Singapura, yang saat ini juga menjabat sebagai pemimpin ASEAN. "Saya optimistis. Kami datang ke sini dengan harapan bahwa ASEAN akan melakukan sesuatu untuk Myanmar dan ini adalah kesempatan yang bagus bagi ASEAN untuk menunjukkan solidaritasnya," katanya. Ditanya apakah ASEAN akan memberikan desakan kepada junta Myanmar untuk membuka bantuan asing, dia mengatakan: "Tidak akan ada suatu desakan, yang ada adalah pendekatan untuk mengizinkan Myanmar mempertimbangkan membuka atau memberikan akses yang lebih luas kepada bantuan kemanusiaan internasional." Ditanya mengenai seruan-seruan untuk memaksa Myanmar menerima bantuan asing, dia mengatakan: "Bantuan kemanusiaan hendaknya dilakukan dengan perjanjian, bukan dengan paksaan. Saya yakin Myanmar akan menerima bantuan internasional tanpa menggunakan suatu paksaan." (*)

Pewarta:
Copyright © ANTARA 2008