Jakarta (ANTARA News) - Pengamat ekonomi Tony Prasentiantono mengusulkan agar penurunan defisit anggaran pada 2008 sekitar 0,8 persen dari PDB atau sekitar Rp12 triliun bisa diikuti pengurangan penarikan utang luar negeri dan dalam negeri. Menurut Tony di Jakarta, Senin, pengurangan penarikan utang luar negeri akan bisa membantu mengurangi tekanan neraca pembayaran dan cadangan devisa (external balance) di kemudian hari. Di lain pihak, tambah Tony, jika utang dalam negeri, baik SUN atau SPN, yang dikurangi, maka itu bisa mengurangi risiko bencana fiskal (fiscal disaster). "Bedanya bunga utang luar negeri lebih rendah dari utang dalam negeri. Menurut saya, sebaiknya keduanya dilakukan. Ini kan seperti portofolio. Kita perlu meringankan beban di kedua pos," jelasnya. Sebelumnya, Dirjen Pengelolaan Utang Depkeu, Rahmat Waluyanto mengatakan pemerintah kemungkinan tidak akan mengurangi target penerbitan SUN netto dalam APBN P 2008, Rp117 triliun. Sementara itu, Deputi Kemeneg PPN/Bappenas, Lukita Dinarsyah Tuwo mengatakan, pihaknya akan menunggu realisasi kenaikan harga BBM pada Juni ini untuk menghitung besaran dan sumber pinjaman luar negeri yang akan dikurangi. Depkeu memproyeksi defisit anggaran pada 2008 mencapai 1,8 persen dari PDB atau Rp82,3 triliun, meski dalam APBN P 2008 ditargetkan 2,1 persen dari PDB atau Rp94,5 triliun. Sedangkan penarikan pinjaman program pada 2008 mencapai 2,9 miliar dolar AS atau sekitar Rp26,39 triliun.(*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008